PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (Ht)
Hari/Tanggal Praktikum :
Senin, 03 oktober 2016
II. Judul
Praktikum :
Pemeriksaan Hematokrit (Ht)
III. Metode :
Mikrohematokrit
IV. Tujuan
Praktikum : Mengetahui kadar hematocrit
dalam darah
V. Prinsip Praktikum
Darah
didapatkan dengan cara disentrifuge, ukur tinggi endapan eritrosit dibandingkan
terhadap tinggi eritrosit dan plasma.
VI. Bahan Pemeriksaan : Darah EDTA atau Darah Kapiler
VII. Nilai Normal : laki-laki 40 – 54%
Perempuan 37 – 47%
VIII.
Dasar Teori
Pemeriksaan
hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan
dilaboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya
Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia. Penetapan nilai hematokrit
dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe,
sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapiler (Wirawan, dkk, 1996).
Metode
pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge
dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya
terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap
volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit
(Gandasoebrata, 2008).
Pemeriksaan
hematokrit dapat diukur dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler
(Gandasoebrata, 2008). Darah kapiler digunakan bila jumlah darah yang dibutuhkan
hanya sedikit, sedangkan bila jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml
lebih baik menggunakan darah vena (Kiswari dan Agung, 2005).
Hematokrit
atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar
pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini
adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Berdasarkan
reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di
antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit.
Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia.
Lokasi
pengambilan darah kapiler pada orang dewasa dipakai ujung jari atau cuping
telinga sedangkan lokasi pengambilan darah vena pada orang dewasa pada dasarnya
semua vena superfisial dapat dipakai namun yang sering digunakan ialah vena
mediana cibiti karena mempunyai fiksasi yang lebih sehingga memudahkan pada
saat sampling (Gandasoebrata, 2008).
Hematokrit
atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar
pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini
adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Berdasarkan
reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di
antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit.
Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia.
Nilai
hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual
dikenal ada 2, yaitu :
1.
Metode makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml
sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang
berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm.
Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi
kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
2.
Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah
(darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat)
dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan
diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi
heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa
antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung
kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul
(clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm.
Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya
dinyatakan dalam %.
Sampling
darah kapiler lebih mudah dibanding dengan sampling yang lain. Namun tempat
penusukan harus baik, aliran darah lancar dan tidak boleh ada perdangan. Ujung
jari yang ditekan-tekan dapat menyebabkan tercampurnya darah kapiler dengan
cairan jaringan (Purwanto, 1996).
Darah
kapiler dan darah vena mempunyai susunan darah berbeda. Packed Cell Volume
(PCV) atau hematokrit, hitung jumlah sel darah merah, hemoglobin pada darah
kapiler sedikit lebih rendah dari pada darah vena (Purwanto, 1996). Total
lekosit dan jumlah netrofil lebih tinggi darah kapiler sekitar 8%, jumlah
monosit sekitar 12%, sebaliknya jumlah trombosit lebih tinggi darah vena
dibanding darah kapiler. Perbedaan sekitar 9% atau 32 % pada keadaan tertentu.
Terjadinya ini mungkin berkaitan dengan adhesi trombosit pada tempat kebocoran
kulit (Dacie and Lewis, 2002).
IX.
Alat & Bahan
a) Alat
ü Tabung Mikrohemotokrit
ü Sentrifuge Ht
ü Kalkulator Ht
ü Creatoseal
b)
Bahan
ü Darah
c) Cara Kerja
1) Dimasukkan darah
dalam tabung Ht 2/3 atau ¾ bagian tabung
2) Ditutup salah satu ujung tabung dengan
creatoseal
3) Diputar tabung pada centrifuge Ht slama 9
menit (11000 rpm)
4) Dibaca nilai Ht
.
X. Hasil Pengamatan
Nama pasien : Nn. Delia
Umur :
19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Kadar Hemoglobin : 43%
Gambar. Penentuan Kadar Hematokrit
XI.
Pembahasan
Hematokrit adalah persentase volume
seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk
tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah
ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit.
Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga
harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut dipusingkan / sentripus
dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala
Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian
volume darah seluruhnya. Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki –
laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%.
Darah
dengan antikogulan isotonic dalam tabung dipusing selama 30 menit dengan
kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan kecepatan 3000 rpm sehingga
eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom
mencerminkan nilai hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit
mengendap.
Prinsip
pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan
disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau
pecahan desimal. Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan
metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit
digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm,panjang 110
mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada
cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter
dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA
atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler
dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti
darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila
menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena. Metode
mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode
mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat
pembaca skala hematokrit.
XII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan
hasil, yaitu persentase hematokrit yang menunjukan nilai persentase sel darah
merah. Pada percobaan kelompok pada pasien atas nama Nn. Delia didapatkan
nilai hematokritnya 43% . Hal ini berarti darahnya terdiri dari 43% sel darah.
Comments
Post a Comment