PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
Hari/Tanggal Praktikum :
Senin, 03 oktober 2016
II. Judul
Praktikum :
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
III. Metode :
Westergreen
IV. Tujuan
Praktikum : Melihat perkembangan infeksi
kronis
V. Prinsip Praktikum
Darah
ditambahkan antikoagulan disimpan pada standar (suhu kamar) dalam waktu
tertentu, maka eritrosit akan mengendap berdasarkan perbedaan Bj antara
eritrosit dan fungsi plasma. Larutan plasma dilaporkan sebagai LED dalam satuan
mm/jam.
VI. Bahan Pemeriksaan : Darah Sitrat (1:4)
VII. Nilai Normal : laki-laki 0 – 15 mm/jam
Perempuan 0 – 20 mm/jam
VIII. Dasar Teori
Laju endap
darah (ESR) merupakan reaktan fase akut. Tingkat sedimentasi dalam jangka waktu
satu jam disebut ESR dan juga tes Biernacki. Tes ESR merupakan indikator
nonspesifik hematologi umum peradangan. Untuk melakukan tes, darah nonclothing
ditempatkan dalam tabung vertikal (Westergren) dan laju endap darah diukur dan
dilaporkan dalam satuan mm / jam. Cara terbaik untuk tes disajikan pada tahun
1921 oleh Westergren, dan masih merupakan metode standar emas untuk mengukur
tingkat sedimentasi eritrosit. Metode ini dianggap sederhana dan murah, dapat
diakses, dan akurat.
Laju endap
darah (ESR) adalah nilai pemeriksaan laboratorium dalam evaluasi infeksi,
inflamasi, dan penyakit ganas. Sel darah merah dapat mengendap dalam
tubuh karena kepadatan mereka lebih tinggi dari plasma. dalam keadaan normal
sel-sel ini menolak satu sama lain karena beban permukaan negatif mereka dan
mencegah pembentukan Rolex. Untuk mengatasi muatan negatif dari sel darah merah
dibutuhkan gravitasi yang lebih kuat. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa faktor
seperti tingkat PH plasma, ukuran molekul dan pembentukan Rolex berkontribusi
dalam laju endap darah. Tingkat ESR meningkat karena factor usia dan lebih
tinggi pada wanita ,orang-orang yang anemia, dan orang-orang kulit hitam.
Faktor klinis yang tidak mempengaruhi ESR adalah obesitas, suhu tubuh, makanan
terakhir, dan NSAID.( Farhad Salehzadeh,dkk,2014 )
Tingkat
sedimentasi eritrosit (ESR) paling banyak diperiksa menggunakan uji
laboratorium untuk memantau jalannya infeksi, penyakit inflamasi, dan beberapa
jenis kanker. Beberapa metode uji telah dikembangkan baru-baru ini, dan sebagai
hasilnya, keselamatan dan keandalan prosedur pengujian ESR telah membaik.
Metode yang direkomendasikan oleh Dewan Internasional untuk Standardisasi dalam
Hematologi dan Komite Nasional Clinical Laboratory Standards untuk pengukuran
ESR didasarkan pada metode tradisional Westergren, menggunakan sampel
EDTA-anticoagulated tanpa pengenceran. Di laboratorium klinis, metode yang
handal untuk kalibrasi dan penggunaan bahan kontrol yang tepat diperlukan untuk
memantau akurasi dan presisi dari metode rutin.( Mario
Plebani, MD,dkk,2010 )
Metode
untuk laju endap darah (LED) pertama kali dijelaskan pada tahun 1921 oleh Dr R
Fahraeus dan Dr A Westergren. dan dengan cepat menjadi tes skrining umum di
seluruh dunia untuk protein fase akut dan penyakit kronis. Meskipun
keterbatasan dan pengenalan penanda yang lebih spesifik, ESR tetap digunakan
untuk skrining dan pemantauan infeksi, autoimun, proses penyakit ganas dan
lainnya yang dipengaruhi oleh protein plasma dan tingkat sedimentasi.( J.M.
Jou,dkk,2008 )
IX.
Alat & Bahan
a) Alat
ü Tabung Westergreen
ü Rak Tabung Westergreen
ü Tabung Serologi
ü Balp
ü Mikropipet
b) Bahan
ü Darah
ü Na-sitrat 3,8%
c) Cara Kerja
1) Disiapkan tabung sampel berisi 0,5 ml Na-sitrat 3,8%
2) Diambil darah vena sebanyak 2 cc dengan spuit
3) Dimasukkan 2 ml darah kedalam botol yang
berisi 0,5 ml Na-sitrat. homogenkan
4) Dihisap dengan tabung westergreen sampai
tanda batas angka 0
5) Disimpan pad arak westergreen selama 1 jam
6) Dihitung kecepatan pengendapan eritrosit
setelah 1 jam (mm/jam)
.
X. Hasil
Pengamatan
Nama pasien : Nn. Nita Natya
Umur :
20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Kadar Hemoglobin : 14 mm/jam
Gambar. Laju Endap Darah
XI.
Pembahasan
Laju endap darah (LED) atau laju sedimentasi eritrosit
(erithrosyte sedimentation rate/ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit
(dalam darah yang telah diberi antikoagulan) jatuh ke dasar sebuah tabung
vertical dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mm/jam. LED memiliki
tiga pengggunaan utama yaitu alat bantu untuk mendeteksi proses peradangan,
pemantau aktivitas atau perjalanan penyakit, dan pemeriksaan penapis /
penyaring (screening) untuk peradangan dan neoplasma yang tersembunyi. Pada
praktikum pemeriksaan LED kali ini dilakukan dengan metode westergreen.Pada
metode westergreen ini digunakan perbandingan volume darah yang telah dicampur
antikoagulan EDTA dengan volume NaCl 0,85% yaitu 200 ml : 50 ml ( 4:1 )
.Pencampuran darah dengan EDTA bertujuan menghindari lisisnya darah karena EDTA
mencegah pembekuan darah namun tidak memberikan pengaruh besar terhadap bentuk
dan jumlah eritrosit,leukosit serta mencegah menggumpalnya trombosit dalam
darah.NaCl tersebut digunakan untuk pengenceran tanpa mempengaruhi komposisi
darah. Kemudian campuran darah dan NaCl ini di pipet ke dalam pipet westergreen
dengan volume 200 ml dan di posisikan tegak lurus di rak westergreen selama 60
menit.Pada saat inilah terjadi proses sedimentasi eritrosit yang terbagi
menjadi 3 tahap yaitu :
1. Tahap ke-1 penyusunan
letak eritrosit (rouleaux formation) dimana kecepatan sedimentasi masih lambat.
Berlangsung selama ± 10 menit.
2. Tahap ke-2 kecepatan sedimentasi
tinggi karena telah terbentuk rouleaux. Berlangsung selama ± 40 menit.
3. Tahap ke-3 kecepatan
sedimentasi berkurang dan mulai terjadi pemantapan sedimentasi eritrosit.
Berlangsung selama ± 10 menit.
Setelah 1
jam, barulah dibaca skala pipet westergreen tersebut dengan melihat tinggi
plasma yang terpisah dengan sel darah. Batas pembacaannya yaitu mulai dari
skala nol (atas) tingginya plasma hingga batas pertemuan sel darah yang
mengendap.( Riswanto,2013 )
Pada
praktikum pemeriksaan nilai LED ini,didapatkan nilai LED dari probandus atas
nama I GA Arista Wedanthi dengan umur 19 tahun dan berjenis kelamin perempuan
sebesar 28 mm/jam.Hasil yang didapatkan ini sudah dapat digolongkan sebagai
nilai LED yang tinggi karena nilai LED probandus yang berada di atas nilai
normal untuk wanita yaitu 0-15 mm/jam.Setelah dianalisa disertai informasi yang
didapat dari probandus,ada kemungkinan naiknya nilai LED probandus disebabkan
oleh pengaruh fibrinogen,karena diketahui bahwa probandus memiliki luka yang
masih belum sembuh total di dekat pengambilan darah untuk pemeriksaan LED.Di
samping itu pula,menurut informasi dari probandus,diketahui bahwa ia sempat
menderita radang berupa flu sebelum pemeriksaan LED dilakukan.Namun semua
asumsi yang ada belum dapat dijadikan sebagai hasil pasti sebab pemeriksaan LED
yang relatif tidak spesifik karena dipengaruhi oleh banyak faktor teknis dan
faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat.Adapun factor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan LED selain dua faktor sebelumnya
yaitu :
1. Faktor sel
darah merah
a.
Pembentukan rouleaux
Makin besar rouleaux yang terbentuk,
makin cepat pengendapannya sebab makin besar pula tarikan gravitasinya.
b.
Bentuk sel darah merah
Bentuk sel darah merah yang sferis
atau seperti bulan sabit mempersulit pembentukan rouleaux sehingga laju endap
darah akan menurun. Penurunan laju endap darah juga dapat disebabkan oleh
permukaan sel relatif lebih luas dibanding berat sel.
c.
Aglutinasi sel darah merah
Aglutinasi sel darah merah oleh
karena adanya perubahan permukaan sel darah merah dapat menyebabkan LED
meningkat.
d.
Ukuran sel darah merah
Makrosit lebih cepat mengaendap
sehingga LED meningkat.
e.
Jumlah sel darah merah
Jumlah sel darah merah yang rendah
(anemia) merupakan faktor penyebab LED meningkat.
2. Faktor Komposis
Plasma
Komposisi plasma merupakan faktor
terpenting yang menentukan kecepatan pengendapan. Protein plasma dan koloid
mempengaruhi tingkat pembentukan agregat dan rouleaux, yang akan mempengaruhi
LED. Sejumlah studi menyatakan bahwa peningkatan fraksi protein penting yaitu
fibrinogen,alpha-2 globulin, dan alpha-1 globulin menimbulkan peningkatan LED.
XII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan
didapatkan hasil, yaitu nilai LED. Pada percobaan kelompok pada pasien atas
nama Nn. Nita Natya didapatkan nilai LED 14 mm/jam.
Comments
Post a Comment