Laboratorium Toksikologi
Pemurnian
Pada Pemeriksaan Pestisida
·
Prinsip
Pestisida yang teriarut dalam air kemungkinan
ada yang da bentuk garamnya. Untuk membebaskan pestisida dari bentuk garamnya
ditambah dengan asam klorida, kemudi diekstraksi dengan pelarut organik.
·
Alat
dan Bahan
a. Alat Penyarian:
1. corong pisah
2. Erlenmeyer dan pompa vakum untuk pengisatan
3. Corong
4. Glass wool
5. Blender
b. Pemurnian :
1. Kolom kromatografi 1 cm
2. Erlenmeyer 50 ml
3. Glass wool
4. Penangas air
Bahan
a. Penyarian :
1. Asam
klonda pekat
2. Natrium
sulfat anhidrat granular
3. Heksan
4. Asetonitril
5. Petroleum
eter
6. Larutan
natrium sulfat 2%
b. Pemurnian
:
1. Dietil
eter, Heksan
2. Eluen
I larutan 6% dietil eter dalam heksan m 20 ml
3. Eluen
II larutan 15% dietil eter dalam heksan 20 ml
4. Eluen
III larutan 50% dietil eter dalam heksan 20 ml
5. Florisil 60/100 mesh disimpan dalam botol gelas,
ditempat gelap
6. Diaktifkan
130 °C selama 16 jam sebelum dipakai
7. Natrium sulfat anhidrat granular
8. Glass
wool
·
Cara Kerja Penyarian (sampel
sayuran)
1. 250
g sayuran + 250 ml asetonitril dan 5 g Na2SO4 anhidrat
granular, blender selama 10 menit, saring
2. 93
ml filtrat (setara dengan 50 g comtoh bahan) masukkan dalam corong pisah yang
berisi 100 ml petroleum eter, kocok 5 menit, lapisan bawah (lapisan air) buang.
3. + 200 ml larutan Na2SO4
2% kocok selama 2 menit, lapisan bawah (lapisan air) buang.
4. Pada
corong biasa diberi glass wool dan Na2SO4 anhidrad
granular lapisan atas dari No. 3 dilewatkan pada corong tersebut, saring.
5. Corong
pisah bilas 3 X, tiap X dengan 30 ml heksan, alirkan melalui corona (No. 4)
campur dengan cairan No. 4. Kisat- kan sampai 2 ml.
6. Dari
hasil ini dilanjutkan dengan pemurnian.
·
Cara
Kerja Pemurnian :
1. Sedikit
glass wool masukkan ke dalam kolom kromatografi guna menahan florisil.
2. Dimasukkan
heksan setinggi t 12 cm, masukkan fiorisil 3 gram sedikit-sedikit kemudian
tambahkan Na2SO4 an hidrat granular di atas fiorisil
setinggi 1 cm (Na2SO4 an hidrat granular harus
ditambahkan untuk menjaga agar florisil tetap kering).
3. Pada
waktu memasukkan florisil dan Na2SO4 keran pada kolom
dibuka dan heksan yang keluar ditampung dalam erlenmeyer, heksan ini dapat dimasukkan lagi ke
dalam kolom. Waktu mengalirkan heksan harus dijaga agar fiorisil dan Na2SO4
tetap terendam heksan.
4. Pengaliran
heksan dilakukan 5 kali sehingga kepadatan kolom tidak berubah, Pada pengaliran
yang terakhir lapisan heksan sampai di atas lapisan Na2SO4
keran ditutup.
5. Disiapkan
penampung (erienmeyer 50 ml) di bawah kolom, masukkan sampel yang sudah disari
dan dikisatkan kedalam kolom, hati hati buka keran biarkan sampel turun sampai
tepat di permukaan atas Na2SO4 keran ditutup.
6. Dimasukkan
ke dalam kolom 5 ml eluen l, keran dibuka larutan ini dibiarkan turun tampai
tepat di permukaan atas Na2SO4 kemudian tambahkan 15ml sisanya, apabila
eluen ini sudah sampai pada permukaan atas Na2SO4 keran ditutup.
7. Penampung
terlenmeyer 50 ml diganti, masukkan ke dalam kolom eluen ll, elusi seperti
nomor 6.
8. Perampung
diganti, masukkan eluen III elusi di dalam kolom habis (tidak ada yang menetes
lagi), kecepatan elusi pada nomor 5, 6, 7 adalah 2 tetes/detik atau 2 ml/menit.
9. Hasil
elusi I,II,III dikisatkan sampai 1 ml.
10. Kemudian
dilakukan analisa lebih lanjut dengan KLT atau kromatografi gas.
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
·
Prinsip
Adsorbsi dan pasrtisi,
dimana adsorbsi adalah penyerapan pada permukaan, sedangkan partisi adalah penyebaran atau
kemampuan suatu zat yang ada dalam larutan untuk berpisah kedalam pelarut yang
digunakan.
1)
Pestisida Golongan Organoklorin
·
Peralatan:
a. alat kromatografi lapisan tipis terdiri dari
1. Alat pembuat lapisan tipis.
2. Bejana kromatografi (bejana elusi).
3. Pelat kaca ukuran 5 X 20 cm dan 20 x 20 cm.
4. Pipet mikro.
5. Alat untuk menotolkan.
6. Botol semprot.
7. Desikator tempat menyimpan pelat kaca yang
sudah dilapisi.
b.
Mortal
+ Pastel.
c.
Lampu
UV.
·
Bahan:
1. Adsorben : Silika
Gel G, Aquades
2. Eluen :
Heksan, Heksan Aseton 9: 1
3. Larutan penampak noda : 0,5% perak nitrat dalam etanol
·
Cara
kerja :
A.
Pembuatan lapisan tipis.
1. Permukaan atas dari pelat kaca dibersihkan
dengan alkohol untuk menghilangkan lemak, lalu diletakkan pada alat pembuat
lapisan tipis, Pelat kaca yang ber ukuran 20 X 20 cm.
2. 30 g Silika gel dimasukkan dalam mortar,
ditambah 60 ml air (untuk 5 pelat kaca) campuran di aduk dengan hati hati agar
tidak terjadi gelembung udara, segera adonan dimasukkan dalam alat pembuat
lapisan dan segera dibuat lapisan tipis tebal 0,25 mm di atas kaca, seluruh
proses ini tidak melebihi 100 detik.
3. Lapisan tipis dibiarkan sampai kering,
dipanaskan dalam oven untuk diaktifkan (110°Cselama 1 jam).
B. Penotolan
1. Lapisan tipis yang sudah diaktifkan digaris
pada jarak 14cm dari bawah dengan ujung paku, sehingga lapisan tipis terputus.
2. Contoh bahan hasil pemurnian dari
masing-masing fraksi dan larutan standar konsentrasi (0,10-0,20 μl) ditotol kan
2 cm dari bawah masing-masing berjarak 2 cm dengan pipet mikro.
C. Elusi
1. Bejana elusi sebelah dalam dinding bejana
diberi kertas saring setinggi bejana melingkari bejana, dimasukkan bahan elusi
heksan atau campuran heksan aseton 9:1 sebanyak 200 ml, (elusi heksan dipakai
apabila tidak diperlukan pemisahan antara dieldrin dan endrin).
2. Bejana dibiarkan jenuh dengan bahan elusi
selama 30 menit, lapisan tipis yang sudah ditotol dengan larutan yang dianalisa
dan larutan standar dimasukkan.
3. Eluen dibiarkan naik sampai batas garis.
4. Lapisan tipis hasil elusi dikeluarkan dari
bejana, dibiarkan sampai eluen pada lapisan tipis menguap.
D.
Penampakan Noda
1. Lapisan tipis hasil elusi disemprot dengan
larutan 0,5% perak nitrat dalam etanol, etanol pada lapisan tipis dibiarkan
menguap.
2. Lapisan tipis disinari dengan sinar ultra
violet selama 10-30 menit, maka akan timbul noda abu abu di atas dasar putih
dimana terdapat pestisida golongan organo klorin. (Penyinaran dengan uv harus
hati-hati, bila terlalu lama maka lapisan tipis akan meniadi hitam semua).
3. RF=
contoh bahan dibandingkan dengan rf noda
standar
1) Pestisida Golongan Organofosfat
·
Alat
Alat kromatografi lapisan
tipis terdiri dari:
1. Alat
pembuat lapisan tipis.
2. Bejana
kromatografi (bejana elusi).
3. Pelat
kaca ukuran 5 x 20 cm dan 20 x 20 cm.
4. Pipet
mikro.
5. Alat
untuk menotolkan.
6. Botol
semprot.
7. Desikator
untuk tempat menyimpan pelat kaca yang sudah dilapisi.
8. Mortar
pastel.
·
Bahan
1. Adsorban:
Silika Gel G
2. Eluen: Heksan aseton 9:1, Heksan aseton 4:1
3. Larutan penampak noda:
1) Larutan
2% para nitro benzil piridin dalam aseton.
2) Larutan 10% tetra etilen pentamin dalam
aseton.
3) Larutan
0,5% paladium klorida dalam asam klorida 1 N
4) Campuran 50 plasma (manusia atau kambing)
dalam air.
5) Larutan 0,2% indoksil asetat dalam dioksan.
·
Cara kerja
A.
Pembuatan lapisan tipis
1. Permukaan
atas dari pelat kaca dibersihkan dengan alkohol untuk menghilangkan lemak, lalu
diletakkan pada alat pembuat lapisan tipis, pelat kaca yang ber ukuran 20 X 20
cm.
2. 30
g Silika gel dimasukkan dalam mortar, ditambah 60 ml air (untuk 5 pelat kaca)
campuran di aduk dengan hati hati agar tidak terjadi gelembung udara, segera
adonan dimasukkan dalam alat pembuat lapisan dan segera dibuat lapisan tipis
tebal 0,25 mm di atas kaca, seluruh proses ini tidak melebihi 100 detik.
3. Lapisan
tipis dibiarkan sampai kering, dipanaskan dalam oven untuk diaktifkan
(110°Cselama 1 jam).
B. Penotolan
1. Lapisan
tipis yang sudah diaktifkan digaris pada jarak 14cm dari bawah dengan ujung
paku, sehingga lapisan tipis terputus.
2. Contoh
bahan hasil pemurnian dari masing-masing fraksi dan larutan standar konsentrasi
(0,10-0,20 μl) ditotol kan 2 cm dari bawah masing-masing berjarak 2 cm dengan
pipet mikro.
C. Elusi
1. Dalam
bejana elusi, dinding sebelah dalam diberi kertas saring setinggi bejana,
dimasukkan eluen campuran heksan aseton 9:1 atau campuran heksan aseton 4:1.
2. Bejana
dibiarkan jenuh dengan eluen selama 30 menit lapisan tipis yang sudah ditotol
dengan larutan yang dianalisa dan larutan standar dimasukkan.
3. Eluen
dibiarkan naik sampai batas garis.
4. Lapisan
tipis dikeluarkan dari bejana dibiarkan sampa eluen pada lapisan tipis menguap.
D.
Penampakan noda
1. Dengan
larutan 2% para nitro benzil piridin dalam aseton dan larutan 10% tetra etilen
pentamin dalam eseton, Lapisan tipis hasi elusi pertama kali disemprot dengan
larutan para nitro benzil piridin dalam aseton, kemudian dipanaskan dalam oven
110°C selama 10 menit. Setelah dikeluarkan dari oven, panas-panas disemprot
dengan larutan 10% tetra etilen pentamin dalam aseton, noda pestisida akan
berwarna kuning, hijau, ungu atau jingga,dibandingkan dengan standar.
2. Dengan
larutan 0,5% paladium klorida dalam asam klorida 1 N, lapisan tipis hasil elusi
disemprot dengan larut an ini, memberikan noda kuning sampai coklat,
dibandingkan dengan standar.
2) Pestisida Golongan Karbamat
·
Alat
a.
Alat kromatografi lapisan tipis terdiri dari
1. Alat
pembuat lapisan tipis.
2. Bejana
kromatografi (bejana elusi).
3. Pelat
kaca ukuran 5 X 20 cm dan 20 X 20 cm.
4. Pipet
mikro.
5. Alat
untuk menotolkan.
6. Botol
semprot.
7. Desikator
tempat menyimpan pelat kaca yang dilapisi.
b. Mortar + pastel
c. Erlenmeyer
·
Bahan
a.
Adsorban : Silika Gel G
Aquades.
b. Eluen
: Heksan aseton 4 : 1. b.
c. Larutan penampak noda :
1) Campuran
50% plasma dalam air.
2) Larutan
0,2% Indoksil asetat dalam dioksan.
·
Cara kerja
A. Pembuatan lapisan tipis
1. Permukaan
atas dari pelat kaca dibersihkan dengan alkohol untuk menghilangkan lemak, lalu
diletakkan pada alat pembuat lapisan tipis, pelat kaca yang ber ukuran 20 X 20
cm.
2. 30
g Silika gel dimasukkan dalam mortar, ditambah 60 ml air (untuk 5 pelat kaca)
campuran di aduk dengan hati hati agar tidak terjadi gelembung udara, segera
adonan dimasukkan dalam alat pembuat lapisan dan segera dibuat lapisan tipis
tebal 0,25 mm di atas kaca, seluruh proses ini tidak melebihi 100 detik.
3. Lapisan
tipis dibiarkan sampai kering, dipanaskan dalam oven untuk diaktifkan
(110°Cselama 1 jam).
B. Penotolan
1. Lapisan tipis yang sudah diaktifkan digaris
pada jarak 14cm dari bawah dengan ujung paku, sehingga lapisan tipis terputus.
2. Contoh bahan hasil pemurnian dari
masing-masing fraksi dan larutan standar konsentrasi (0,10-0,20 μl) ditotol kan
2 cm dari bawah masing-masing berjarak 2 cm dengan pipet mikro.
C. Elusi
1. Dalam
bejana elusi, dinding sebelah dalam diberi kertas saring setinggi bejana,
dimasukkan eluen heksan: aseton (4:1).
2. Bejana
dibiarkan jenuh dengan eluen selama 30 menit.
3. Lapisan
tipis yang sudah ditotol dengan larutan yang dianalisa dan larutan standar
dimasukkan
4. Eluen
dibiarkan naik sampai batas garis
5. Lapisan
tipis dikeluarkan dari bejana, dibiarkan sampai eluen pada lapisan tipis
menguap. d.
D.
Penampakan noda
1. Dengan
larutan 2% para nitro benzil piridin dalam aseton dan larutan 10% tetra etilen
pentamin dalam eseton, Lapisan tipis hasi elusi pertama kali disemprot dengan
larutan para nitro benzil piridin dalam aseton, kemudian dipanaskan dalam oven
110°C selama 10 menit. Setelah dikeluarkan dari oven, panas-panas disemprot
dengan larutan 10% tetra etilen pentamin dalam aseton, noda pestisida akan
berwarna kuning, hijau, ungu atau jingga, dibandingkan dengan standar.
Comments
Post a Comment