BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan genetika menghasilkan informasi yang lebih rinci mengenai makhluk hidup melalui DNA (Deoxyribonucleic acid). DNA adalah sebuah materi pembentuk kehidupan yang memuat banyak informasi biologis. DNA terdiri dari empat buah basa penyusunnya yaitu : T (Thymine), C (Cytosine), A (Adenine), G (Guanine). Model DNA pertama kali dikenalkan oleh Watson dan Crick pada 1953.
Walaupun terdiri dari empat macam, namun kombinasi keempatnya dapat menghasilkan
kombinasi yang sangat kompleks dalam memuat informasi genetika makhluk hidup. Keseluruhan dari DNA pada satu makhluk hidup yang telah dipetakan disebut dengan genom. Genom terdiri dari rantai DNA yang sangat besar, mulai dari beberapa juta pasang pada prokariotes hingga miliaran pada eukariotes. Sebagai contoh, Genom Wolbachia ssebuah bakteri mempunyai 125 juta DNA, genom arabidopsis thaliana tumbuhan mempunyai 120 juta DNA, genom manusia mempunyai 3,2 Miliar pasang DNA.
Rambut merupakan salah satu bagian dari struktur tubuh yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. Rambut merupakan pertumbuhan serabut yang berasal dari kulit. Pada kelompok hewan lain mungkin saja ditemukan struktur yang miripatau sering disebut dengan rambut, tetapi sebenarnya itu bukanlah rambut. Analisa rambut dilakukan untuk mengetahui level racun heavy metal (merkuri, lead, arsen dan lainnya), elemen nutrisi, mineral, dan elemen lainnya di dalam tubuh. Pemeriksaan ini penting karena setiap individu harus menjaga keseimbangan zat-zat di atas untuk mekanisme tubuh yang normal. Pada kasus-kasus criminal yang menyangkut tindakan kekerasan seperti pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian, pengguguran kandungn dan lain-lain, sangat
diperlukan untuk ketelitian penyidik ditempat kejadian peristiwa (TKP). Untuk memperhatikan adanya benda-benda kecil yang berasal dari manusia ataupun jasad hidup lainnya, yang dapat membantu penpengusutan suatu perkara. Ada peribahasa yang mengatakan, “ all fleshis grass “, iniberarti bahwa unsur-unsur yang dijumpai didalam bumi dan angkasa, dapat juga ditemukan pada tubuh manusia. Hal inimemberi implikasi bagi kita untuk mencari dan mengukurnya. Pada tempat kejadian peristiwa sering dijumpai benda-benda ataupun zat-zatyang sedikit autaupun kecil adalah bercak-cak darah, bercak-cak cairan mani (semen), air ludah, rambut ataupu jaringan tubuh lainnya pada tubuh sikorban, sipelaku kejahatan maupaun di sekitart tempat kejadian peristiwa.
Bahan-bahan ini dijumpai dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi semakin cermat dan terrampil seseorang, ahli, semkin banyaklah dapat diungkapkan bebagai hal sangat berarti. Dalam tulisan ini dapat membatasi diri untuk mengungkapkan rambut yang berasal dari manusia saja. Pemeriksaan rambut ditemui pada tempat kejadian peristiwa, pada senjata, pakaian dan lain-lain. Pada kasus kejahatan seksusal terutama pameriksaan bestiality sering kali pemeriksan rambut di perlukan dan memegang peranan sangat penting. Pemeriksaan rambut yang teliti dapat mengungkapkan, apakah rambut berasal dari tubuh si korban sendiri, rambut sitersangka ataupun bukanlah rambut manusia.
2. Rumusan Masalah
1.Apakah yang dimaksud dengan DNA dan Rambut?
2.Bagaimana karakteristik DNA dan Rambut?
3.Bagaimana struktur DNA dan rambut?
4.Bagaimana sifat DNA dan rambut?
5.Bagaimana pemeriksaan analisis DNA dan rambut dalam ilmu forensik?
6.Contoh kasus analisis DNA dan rambut?
3. Tujuan
1.Mengetahui tentang DNA dan rambut
2.Mengetahui cara pemeriksaan analisis DNA dan rambut
3.Mengetahui hubungan analisis DNA dan rambut dalam ilmu forensik
BAB II
PEMBAHASAN
1. DNA
A. Definisi DNA
DNA merupakan kependekan dari deoxyribonucleic acid atau dalam Bahasa Indonesia sering juga disebut ADN yang merupakan kependekan dari asam deoksiribonukleat. DNA atau ADN ini merupakan materi genetik yang terdapat dalam tubuh setiap orang yang diwarisi dari orang tua. DNA terdapat pada inti sel di dalam struktur kromosom dan pada mitokondria.
Fungsinya sebagai cetak biru yang berfungsi sebagai pemberi kode untuk tiap manusia seperti untuk warna rambut, bentuk mata, bentuk wajah, warna kulit, dan lainnya. Pengenalan tentang struktur DNA diperkenalkan oleh Francis Crick, ilmuwan asal Inggris dan James Watson asal Amerika Serikat pada tahun 1953.
Untuk mempermudah kita memahami seperti apa DNA, coba Anda pikirkan sebuah kalimat. Kalimat tersebut disusun dari beberapa kata. Dan setiap kata dibentuk dari beberapa abjad. Dapat dikatakan, abjad adalah unsur dasar dari banyak bahasa. Prinsip yang serupa juga bisa diterapkan pada DNA. Pada tingkat molekuler, “abjad” utama
disediakan oleh DNA. Yang menakjubkan adalah bahwa “abjad” ini hanya terdiri dari empat huruf yaitu A, C, G, dan T, yang merupakan lambang basa kimia adenin, sitosin (cytosine), guanin, dan timin. Senyawa ini membentuk ikatan yang eksklusif, di mana adenin akan selalu berpasangan dengan timin dan guanin akan selalu berpasangan dengan sitosin.
Bentuk dari DNA adalah seperti spiral ganda yang menyatu dengan rapat. DNA terdiri dari 4 pasangan basa A, C, G, dan T yang merupakan komponen kimiawi yang mengandung nitrogen. Urutan basa-basa pada molekul DNA-lah yang menentukan informasi genetika yang terdapat di dalamnya. Singkatnya, urutan ini menentukan hampir segala sesuatu tentang Anda, dari warna rambut, warna kulit, hingga bentuk hidung kita.
Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom penentu jenis kelamin. Kromosom XX menentukan seseorang dengan jenis kelamin wanita dan XY untuk seseorang yang berjenis kelamin laki-laki. Kromosom ini didapat dari orang tua, separuh dari ibu dan separuh lagi dari ayah.
DNA (deoxsiribonukleidacid) , adalah rangkaian molekul penentu bentuk dan sifat semua makluk hidup. DNA itu ada yang berupa pilinan ganda ada juga yang merupakan pilinan tunggal. DNA merupakan asam nukleat yang mengandung kode genetik yang berguna dalam pembentukan protein-protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup dan virus. DNA pada jenis makhluk hidup yang berbeda memiliki kode genetik yang berbeda sehingga jenis protein yang dihasilkannyapun juga berbeda. Oleh karena itu spesies yang berbeda memiliki wujud yang berbeda pula.
Semua makluk hidup punya DNA. Manusia , kucing , monyet, pohon tomat, pisang, bayam, dinosaurus, dan sebagainya.semua mempunyai kode genetik yang menentukan bentuk dan sifat – sifat mereka. Jadi kenapa kita mempunyai bentuk seperti manusia atau bentuk tumbuhan seperti tumbuhan, atau kenapa kita mirip dengan orang tua kita atau berbeda dengan otang lain?
Semuanya karena DNA yang unik. Ada orang yang berkulit putih, ada yang sawo matang, ada yang berambut bule atau berwarna hitam. Semua itu karena kita mempunyai elemen – elemen pembentuk biologis yang unik, yaitu DNA.
a. DNA dan Informasi Genetis
Dahulu kala, para peneliti menyatakan bahwa materi genetik berada di dalam struktur
yang disebut kromosom dalam inti sel (nukleus). Pada tahun 1927, Griffith dan Avery mengungkapkan bahwa bakteri memiliki suatu senyawa mengekspresikan sifatsifat yang berbeda tetapi belum mengetahui dengan jelas penyebabnya. Penelitian lebih lanjut oleh Avery, MacLeod, dan McCarthy pada tahun 1944 menunjukkan bahwa perbedaan
ekspresi sifat tersebut karena struktur seperti tangga, terdiri dari dua pita yang berlawanan arah, yang akhirnya dikenal dengan DNA. Penemuan struktur DNA oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 merupakan temuan penting dalam perkembangan genetika di dunia. Model struktur DNA hasil analisis Watson dan Crick mampu menjelaskan bagaimana DNA membawa informasi genetis sebagai cetak biru (blueprint) yang dapat dicopy dan diperbanyak saat sel membelah sehingga sel-sel baru juga mengandung informasi genetis yang sama. Inilah mengapa sifat dan ciri fisik seseorang berasal dari pewarisan orang tua dan nantinya akan diturunkan ke anak cucunya.
Terjadinya pewarisan sifat dari kedua orang tua, ayah dan ibu ke anak turunannya adalah akibat terjadinya peleburan kromosom dari sel sperma dan sel telur. Masing-masing sel kelamin memiliki 22 autosom dan satu gonosom yaitu X atau Y. Peleburan dua set sel kelamin sekaligus menyatukan kromosom pada sel sperma dan sel telur. Sel telur yang telah dibuahi, bakal calon anak atau zigot, mengandung dua set gen dalam kromosom dengan demikian untuk setiap pasangan kromosom yang bersesuaian, kita mewarisi satu kromosom dari ayah dan satu kromosom dari ibu. Ini menjelaskan mengapa ada sifat dan karakter tubuh kita yang mirip ayah dan di sisi lain ada sifat dan karakter tubuh kita yang mirip ibu (Griffiths dkk., 1996). Sepanjang pita DNA berisi
struktur yang terdiri dari gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan basa nitrogen, bersusun membentuk rantai panjang dan berpasangan secara teratur seperti terlihat pada gambar 1.
6. Pada sel organisme prokariotik (bakteri), DNA berantai tunggal. Pada sel eukariotik, DNA berupa heliks (rantai) ganda.
7. Pada suhu mendekati titik didih atau pada pH yang ekstrim (kurang dari 3 atau lebih dari 10), DNA mengalami denaturasi (membuka). Jika lingkungan dikembalikan seperti semula, DNA dapat kembali membentuk heliks ganda, disebut renaturasi.
b. Fungsi DNA
1. Fungsi DNA sebagai bahan warisan sel DNA atau Asam deoksiribonukleat merupakan bahan yang dapat diwariskan pada semua sel. DNA seara tepat bereplikasi (memperbanyak diri) selama setiap generasi sel. Pada saat sel melakukan pembelahan, salinan yang identik dengan DNA parental dibagikan ke setiap sel anak. Sehingga, DNA menyediakan instruksi untuk semua generasi masa depan sel tunggal dan keseluruhan organisme multiseluler.
2. Fungsi DNA dalam mengendalikan aktivitas sel DNA dalam mengendalikan aktivitas sel dilakukan dengan menentukan sintesis enzim dan protein lainnya. Seperti yang diketahui, protein adalah kelas molekul dengan keanekaragamn fungsi selular esensial paling besar; protein berfungsi sebagai katalisator dan mengatur reaksi metabolik, menyediakan bahan mentah untuk struktur sel, memungkinkan pergerakan, berinteraksi dengan lingkungan dan sel lain, dan mengendalikan pertumbuhan serta pembelahan sel.
3. Fungsi DNA sebagai kumpulan unit informasi Gen yang merupakan fragmen fragmen fungsional pada DNA berfungsi dalam menentukan rangkaian asam amino suatu protein. Banyak gen baik itu ribuan hingga jutaan gen yang berlainan dibutuhkan untuk membuat seluruh protein yang penting dalam sebuah sel.
. Tes DNA untuk membuktikan paternitas dan
maternitas dari seorang anak selain digunakan dalam kasus ragu orang tua, juga banyak digunakan dalam kaitan dengan korban tindak pidana.
B. Tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal
dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA.
a. Aplikasi Tes DNA
1. Tes DNA untuk kepentingan Forensik
Tindak pidana yang identik dengan kekerasan,darah atau sebagian kecil dari jaringan otot bisa saja tertinggal di tempat kejadian perkara atau di atas baju atau di barang-barang lainnya dari milik korban atau tersangka.Jika terjadi tindak pidana pemerkosaan,maka sejumlah kecil dari semen/cairan sperma dapat ditemukan pada tubuh korban. Jika terdapat jaringan otot dan semen yang cukup,laboratorium forensik dapat melakukan tes untuk menyimpulkan golongan darah atau bagian jaringan otot. Tes-tes
tersebut bersifat terbatas.Pertama,tes tersebut memerlukan jaringan otot yang cukup banyak dan cukup segar.Kedua,dikarenakan terdapat banyak masyarakat dengan golongan darah yang sama atau bagian jaringan otot yang ditemukan sama,penemuan tersebut hanya dapat mengeliminasi seseorang untuk menjadi tersangka,tidak dapat menjadi bukti dari kesalahan tersangka Tes DNA dapat mengidentifikasi kesalahan seseorang dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi,dikarenakan dasar sekuens DNA setiap individu itu unik.Pada penerapan forensik ini,teknologi DNA yang digunakan adalah analisis RFLP. Hasil daripada analisis tersebut yaitu potongan fragmentasi yang
dipisahkan dengan electrophoresis. Metode ini digunakan untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka (tersangka tindak pidana pembunuhan contohnya),korban,dan sejumlah kecil semen,darah atau jaringan otot lainnya yang ditemukan pada tempat kejadian perkara.
DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel sperma dan rambut. Yang paling penting diperiksa adalah kepala
spermatozoanya karena didalamnya terdapat DNA inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. Tetapi karena keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal.
2. Tes DNA Untuk Kepentingan Medis, Industri Farmasi dan Obat-obatan.
Bioteknologi modern telah memberikan kontribusi besar untuk bidang kedokteran. Kegunaan besar terdapat pada diagnosis kesalahan gen manusia dan penyakit lainnya, khususnya pada terapi gen manusia dan pengembangan vaksin dan obat-obatan lainnya yaitu :
a. Diagnosis Penyakit
Bagian baru dari diagnosis penyakit menular telah dibuka oleh teknologi tes DNA,secara khusus penggunaan PCR dan DNA terlabel untuk melacak pathogen yang sulit untuk dilacak. Contohnya karena dasar sekuens dari DNA HIV telah diketahui,maka PCR dapat digunakan untuk menguatkan dan mendeteksi DNA HIV di dalam darah atau sampel jaringan otot.Hal ini merupakan cara terbaik untuk mendeteksi infeksi lainnya yang sulit untuk dilacak.
Penggunaan teknologi tes DNA untuk mendiagnosis penyakit genetik berjalan semakin cepat.Ilmuwan kedokteran sekarang dapat mendiagnosis lebih dari 200 penyakit genetik manusia menggunakan teknologi tes DNA.Hingga,ilmuwan dapat mengidentifikasi individu dengan penyakit genetik sebelum terjadinya gejala-gejala awal penyakit bahkan sebelum individu tersebut dilahirkan.Alel-alel untuk penyakit Huntington’s dan sejumlah penyakit genetik lainnya sebelumnya dideteksi dengan menggunakan teknologi tes DNA tersebut. 89 Genetika dan tes DNA diperlukan untuk mengetahui kelainan atau penyakit keturunan serta usaha untuk menanggulanginya.
Beberapa penyakit atau cacat keturunan pada manusia seperti hemophilia dan thalassemia disebut sebagai karakter subletal karena individu yang mengidapnya jarang hidup hingga dewasa.
b. Terapi Gen Manusia
Setiap gen manusia itu memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter. Tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi gen lain untuk menumbuhkan karakter.91 Sehingga dapat terjadi perubahan pada bahan genetik.
Perubahan genetik dikenal dengan kata mutasi perubahan kromosom disebut sebagai aberrasi, Terjadinya aberrasi biasanya mengakibatkan abnormalitas pada individu.
Contoh penyakit dengan perubahan kromosom yaitu : Sindrom Turner (tubuh pendek, dada lebar, tanda kelamin sekunder tidak berkembang), Sindrom Klinefelter (suara seperti wanita, fenotip pria tetapi tumbuh payudara, testis kecil). 92
Pemanfaatan genetik mempunyai potensial untuk secara langsung mengoreksi sebagian penyakit-penyakit genetik tersebut pada individu-individu.Untukpenyakit
genetik apapun dapat dilacak hingga alel yang salah,secara teoritis alel yang salah tersebut dapat diganti dengan alel yang benar dan berfungsi baik dengan
menggunakan teknologi rekombinasi DNA. Alel baru tersebut dapat dimasukkan ke dalam sel-sel somatik dari anak ataupun dewasa,atau ke dalam sel yang memproduksi gamet atau sel embrio.Contohnya,pada tahun 1994 peneliti kedokteran mengumumkan beberapa kesuksesan dalam mengobati pasien cystic fibrosis dengan menggunakan nasal spray yang berisi vector untuk membawa alel normal gen cystic fibrosis ke dalam sel paru-paru.
c. Vaksin dan Produk Obat-obatan lainnya
Pada Tahun 1979 di Amerika Serikat dikenal suatu penyakit baru yang menyebabkan seseorang kehilangan kekebalan tubuh. Penyakit ini kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Pada Tahun 1984 Gallo yang seorang peneliti di Lembaga Kanker Amerika Serikat menemukan bahwa penyakit AIDS tersebut disebabkan oleh virus yang diberi nama LAV/HTLV-III yang saat ini dikenal dengan nama HIV.94 Berbekal ilmu pengetahuan tentang tes DNA, bioteknologi dan genetik, akhirnya para perusahaan obat-obatan dari Newport Pharmaceuticals International Inc Amerika Serikat memproduksi obat isoprinosin yang berfungsi untuk membangkitkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dikenal pula obat HPA-23 dan suramin yang kesemuanya vaksin yang ditemukan ini dapat
menghambat replikasi virus HIV. 95Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak ada pengobatan yang lebih efektif,pencegahan dengan vaksinasi adalah cara satu-satunya untuk melawan penyakit tersebut.Vaksin tradisional untuk penyakit yang diebabkan oleh virus terbagi menjadi 2 tipe yaitu : partikel virus yang telah dinon-aktifkan dengan bahan kimia dan partikel virus aktif yang dilemahkan(non-patogen).Dalam kedua kasus tersebut,partikel-partikel virus tersebut cukup sama dengan patogen yang aktif
sehingga memicu respons imun tubuh untuk menciptakan antibodi untuk melawan patogen tersebut. Beberapa cara dalam bioteknologi baru yang sedang digunakan untuk mengubah vaksin tersebut atau memberikan vaksin baru untuk melawan penyakit tersebut :Pertama yaitu,menggunakan teknik rekombinasi DNA yang dapat menghasilkan sejumlah besar molekul protein spesifik dari kapsul protein di virus,bakteri atau mikroba lainnya yang mengakibatkan penyakit tersebut. Kedua yaitu,metode ilmu genetik yang dapat dilakukan untuk mengubah gen dari patogen tersebut untuk melemahkannya Teknologi tes DNA juga telah digunakan untuk menciptakan obat-obatan lainnya.Salah satu daripada penerapan penggabungan gen adalah produksi hormon mamalia dan protein mamalia lainnya di dalam bakteri.Contoh yang dihasilkan dari teknologi tes DNA yaitu : insulin,hormon pertumbuhan,dan beberapa protein dari sistem kekebalan tubuh,seperti molekul protein anti-kanker yang disebut interferon.
Salah satu contoh teknologi tes DNA yaituinsulin yang merupakan suatu macam protein yang tugasnya mengawasi metabolisme gula di dalam tubuh manusia. Gen insulin adalah suatu daerah di dalam DNA yang memiliki informasi untuk menghasilkan insulin. Dengan teknologi ini, insulin yang juga merupakan hormon polipedtida pertama yang dibuat dari prosedur rekombinasi DNAtelah diterima dan digunakan untuk mengobati pasien manusia di Amerika Serikat serta hormon pertumbuhan adalah hormon kedua yang dihasilkan melalui prosedur tersebut
3. Tes DNA untuk Kepentingan Lingkungan dan Agrikultur
a. Tes DNA untuk Kepentingan Lingkungan
Para Ilmuwan menerapkan kapabilitas metabolisme kepada organisme-organisme yang akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau membantu masalah-masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh,banyak mikroorganisme yang mampu untuk mengekstraksi logam-logam berat seperti tembaga,timbal dan nikel,dari lingkungan dan mengubah logam tersebut menjadi bahan seperti tembaga sulfat atau timbal sulfat.Proses kimia selanjutnya dapat mengambil bahan logam tersebut.Mikroba yang dihasilkan secara rekayasa DNA juga dapat menjadi berguna dan penting dalam pertambangan dan untuk proses membersihkan limbah pertambangan.Keberagaman metabolisme dari mikroba-mikroba juga digunakan di dalam pengolahan sampah dan
detoksifikasi oleh bahan kimia beracun. Penelitian lanjutan menemukan bahwa mikroba dapat mendetoksifikasi racun yang spesifik dalam limbah cairan maupun padat.Sebagai contoh,tipe bakteri tertentu telah dikembangkan untuk dapat mendegradasi beberapa bahan-bahan yang dilepaskan pada saat pencemaran minyak di lingkungan. 100 Bakteri lainnya telah diisolasi untuk reaktif cepat mengubah logam beracun (seperti kromium) menjadi bahan yang tidak begitu reaktif.Kemampuan untuk mengubah gen berdampak pada transformasi pada organisme yang mampu bertahan dalam kondisi yang tidak baik dan beracun,tetapi tetap dapat mendetoksifikasi lingkungan.
b. Tes DNA untuk Kepentingan Agrikultur
Para ilmuwan sedang mempelajari lebih dalam tentang genetik tumbuh-tumbuhan dan binatang yang penting untuk agrikultur dan mereka telah memulai dengan menggunakan ilmu genetik untuk meningkatkan produktivitas agrikultur.102 Pada bidang peternakan, rekayasa DNA telah diterapkan untuk vaksin penyakit kuku dan mulut yang sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
Sebelum ditemukan rekayasa DNA dan vaksin ini, para peternak harus membantai seluruh ternaknya untuk mencegah penularan. Produk-produk baru maupun yang didesain ulang seperti antibodi dan hormon pertumbuhan. Sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan bovine / bovine growth hormon (BGH),yang dibuat oleh bakteri E.coli,agar menaikkan produksi susu sebesar 10%.Hormon tersebut juga meningkatkan berat badan sapi pada peternakan sapi. Sejumlah organisme transgenik / organisme yang mengandung gen dari spesies yang lain,telah dikembangkan untuk kegunaan potensi agrikultur.
Hewan transgenik,termasuk sapi,kambing dan beberapa spesies ikan komersil telah diproduksi dengan suntikan DNA asing ke dalam inti dari sel telur atau ke dalam embrio awal.Secara cepat,salmon yang diternak untuk makanan manusia,yang telah diberikan rekayasa genetiknya dengan kloning gen hormon pertumbuhan dapat mencapai ukuran 1 tahun yang biasanya memerlukan 2sampai 3 tahun pertumbuhan. Rekayasa genetik terhadap tumbuhan telah menghasilkan hal-hal yang positif,terlebih pada kasus dimana kualitas unggul ditentukan dari satu atau hanya oleh beberapa gen.
Contohnya, beberapa perusahaan kimia telah mengembangkan bibit gandum,kapas dan kedelai yang membawa gen bakteri yang membuat tumbuhan tersebut tahan terhadap herbisida yang banyak digunakan petani untuk mengontrol hama yang berbentuk tanaman lain.Gen ini memberikan kemudahan untuk menanam bibit sementara memastikan bahwa hama tanaman tersebut juga teratasi.105Sejumlah tanaman perkebunan juga telah dibuat sedemikian rupa untuk tahan terhadap infeksi patogen-patogen dan hama serangga. Contohnya,tomat dan tanaman tembakau telah dibuat untuk membawa dan bertumbuh dengan gen virus tertentu yang dapat menginfeksi dan merusak tanaman-tanaman.Dengan versi-versi gen virus ini,tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi tervaksin dengan sendirinya dan tahan terhadap serangan virus-virus tersebut. Tanaman perkebunan lainnya telah dibuat
untuk menahan serangan hama serangga.Menanam tanaman yang tahan hama akan mengurangi kebutuhan akan insektisida untuk bercocok tanam.106 Kesuksesan awal dari rekayasa genetik tumbuhan ini telah merevolusi bidang agrikultur.Banyak tanaman yang akan diproduksi dengan memperbesar manfaat dari
tanaman tersebut apakah pada akarnya,daunnya,bunganya,dan lain-lain.Dewasa ini,lebih dari 30 tanaman berbeda sedang dikembangkan dengan teknik rekombinasi DNA. 107Bagian baru dari diagnosis penyakit menular telah dibuka oleh teknologi tes DNA,secara khusus penggunaan PCR dan DNA terlabel untuk melacak pathogen
Biasanya hasil tes DNA dapat dilihat 2 minggu setelah pemberian sample, tapi paling cepat bisa 3 hari.
b. DNA dalam Barang Bukti Forensik
Seorang penjahat tanpa disadari pasti akan meninggalkan sesuatu (jejak), sehingga ketika polisi dipanggil ke tempat kejadian serius, tempat kejadian perkara (TKP) segera ditutup dengan pita kuning police line untuk mencegah pencemaran bukti-bukti penting.
Ahli forensik harus bergegas ke tempat kejadian sebelum bukti penting yang mungkin membantu mengungkap kejadian hilang/dirusak. Barang bukti forensic yang ditemukan harus diambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium demi mendapatkan data pelengkap dan pendukung. Salah satu pemeriksaan yang penting dan hasilnya bisa didapat dengan cepat adalah tes sidik DNA.
Tes sidik DNA dalam kasus forensik utamanya dilakukan untuk tujuan identifikasi korban walaupun sekarang tes sidik DNA juga bisa dilakukan untuk melacak pelaku kejahatan. Pelacakan identitas forensik akan dilakukan dengan mencocokkan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes siik DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja
yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes sidik DNA
(Lutfig and Richey, 2000).
1. Peranan Tes DNA dalam Proses Penegakan Hukum
Sejak ditemukannya penerapan teknologi DNA dalam bidang kedokteran forensik,pemakaian analisis DNA untuk penyelesaian kasus-kasus forensik juga semakin meningkat. Penerimaan bukti DNA dalam persidangan di berbagai belahan dunia semakin
memperkokoh peranan analisis DNA dalam sistem peradilan. 108Peranan tes DNA tersebut dalam proses penegakan hukum dapat dilihat dari pemanfaatan teknologi tes DNA tersebut untuk :
1. Identifikasi Personal
Identifikasi personal dilakukan pada kasus penemuan korban tidak dikenal,seperti pada kasus kecelakaan,pembunuhan,bencana massal,kecelakaan pesawat terbang,dsb.
2. Pelacakan hubungan genetik (disputed parentage atau kasus ragu orangtua) Pelacakan hubungan anak-orang tua dilakukan pada kasus dugaan perselingkuhan,kasus ragu ayah, kasus ragu ibu,kasus bayi tertukar,kasus imigrasi,dsb.
3. Pelacakan sumber bahan biologis
Pelacakan sumber bahan biologis adalah pemeriksaan barang bukti renik (trace evidence) dalam rangka pencarian pelaku delik susila (pemeriksaan bercak mani,usapan vagina,kerokan kuku),pencarian korban (bercak darah pada pakaian tersangka,di
TKP,serta analisis sel pada bullet cytology),serta analisis potongan tubuh pada kasus mutilasi.
2. Tes DNA Dikaitkan Dengan Pelaku Tindak Pidana
Penerapan forensik tes DNA dikaitkan dengan pelaku tindak pidana,teknologi tes DNA yang digunakan adalah analisis RFLP(Restriction Fragment Length Polymorphism).
Hasil daripada analisis tersebut yaitu potongan fragmentasi yang dipisahkan dengan electrophoresis.Metode ini digunakan untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka (tersangka tindak pidana pembunuhan contohnya),korban,dan sejumlah kecil semen,darah atau jaringan otot lainnya yang ditemukan pada tempat kejadian perkara. Radioaktif tes menandai bagian yang menpunyai tanda tertentu RFLP. Bahkan sebagian kecil dari tanda RFLP dari seseorang individu dapat memberikan sebuah DNA fingerprint,atau desain spesifik dari bagian,yang digunakan untuk keperluan forensik,dimana kemungkinan dari 2 orang yang bukan kembar untuk memiliki sifat yang sama dari tanda RFLP adalah sangat kecil.
Metode Analisis DNA
Untuk metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Dengan intreprestasi hasil dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sample DNA terduga lainnya.
Pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan cara elektroforesis meliputi beberapa
tahapan berikut yaitu:
1. Preparasi sampel dan pengambilan sampel DNA (isolasi) dari bagian tubuh.
2. Pemurnian DNA dari kotoran-kotoran seperti protein menggunakan teknik sentrifugasi atau filtrasi vakum.
3. Pemasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai tahapan amplifikasi.
4. Hasil amplifikasi ini adalah kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
5. Karakterisasi kopi urutan DNA dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya.
6.Tahapan typing untuk memperoleh tipe DNA.
7. Finishing untuk mencocokan tipe-tipe DNA.
Beberapa tahapan tes DNA yaitu pertama tahapan preparasi sampel yang meliputi pengambilan sampel DNA (isolasi) dan pemurnian DNA. Dalam tahap ini diperlukan kesterilan alat-alat yang digunakan. Untuk sampel darah, dalam isolasinya dapat digunakan bahan kimia phenolchloroform sedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan bahan kimia Chilex. Selanjutnya DNA dimurnikan dari kotoran-kotoran seperti protein, sel debris, dan lain lain. Untuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentrifugasi dan metode filtrasi vakum. Tetapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan cara tersebut dan beralih ke produk-produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari Promega Corporation yang memanfaatkan silica-coated paramagnetic resin yang memungkinkan metode pemisahan DNA yang lebih sederhana dan cepat. Tahapan selanjutnya adalah memasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (polymerase chain reaction) sebagai tahapan amplifikasi. Hasil akhir dari tahap amplifikasi ini adalah berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
Selanjutnya kopi urutan DNA ini akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari (DNA finger print) yang akan dianalisa pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalam tahapan typing, proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identifikasi DNA. Finishing dari tes DNA ini adalah mencocokan tipe-tipe DNA.
2. Rumusan Masalah
1.Apakah yang dimaksud dengan DNA dan Rambut?
2.Bagaimana karakteristik DNA dan Rambut?
3.Bagaimana struktur DNA dan rambut?
4.Bagaimana sifat DNA dan rambut?
5.Bagaimana pemeriksaan analisis DNA dan rambut dalam ilmu forensik?
6.Contoh kasus analisis DNA dan rambut?
3. Tujuan
1.Mengetahui tentang DNA dan rambut
2.Mengetahui cara pemeriksaan analisis DNA dan rambut
3.Mengetahui hubungan analisis DNA dan rambut dalam ilmu forensik
BAB II
PEMBAHASAN
1. DNA
A. Definisi DNA
DNA merupakan kependekan dari deoxyribonucleic acid atau dalam Bahasa Indonesia sering juga disebut ADN yang merupakan kependekan dari asam deoksiribonukleat. DNA atau ADN ini merupakan materi genetik yang terdapat dalam tubuh setiap orang yang diwarisi dari orang tua. DNA terdapat pada inti sel di dalam struktur kromosom dan pada mitokondria.
Fungsinya sebagai cetak biru yang berfungsi sebagai pemberi kode untuk tiap manusia seperti untuk warna rambut, bentuk mata, bentuk wajah, warna kulit, dan lainnya. Pengenalan tentang struktur DNA diperkenalkan oleh Francis Crick, ilmuwan asal Inggris dan James Watson asal Amerika Serikat pada tahun 1953.
Untuk mempermudah kita memahami seperti apa DNA, coba Anda pikirkan sebuah kalimat. Kalimat tersebut disusun dari beberapa kata. Dan setiap kata dibentuk dari beberapa abjad. Dapat dikatakan, abjad adalah unsur dasar dari banyak bahasa. Prinsip yang serupa juga bisa diterapkan pada DNA. Pada tingkat molekuler, “abjad” utama
disediakan oleh DNA. Yang menakjubkan adalah bahwa “abjad” ini hanya terdiri dari empat huruf yaitu A, C, G, dan T, yang merupakan lambang basa kimia adenin, sitosin (cytosine), guanin, dan timin. Senyawa ini membentuk ikatan yang eksklusif, di mana adenin akan selalu berpasangan dengan timin dan guanin akan selalu berpasangan dengan sitosin.
Bentuk dari DNA adalah seperti spiral ganda yang menyatu dengan rapat. DNA terdiri dari 4 pasangan basa A, C, G, dan T yang merupakan komponen kimiawi yang mengandung nitrogen. Urutan basa-basa pada molekul DNA-lah yang menentukan informasi genetika yang terdapat di dalamnya. Singkatnya, urutan ini menentukan hampir segala sesuatu tentang Anda, dari warna rambut, warna kulit, hingga bentuk hidung kita.
Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom penentu jenis kelamin. Kromosom XX menentukan seseorang dengan jenis kelamin wanita dan XY untuk seseorang yang berjenis kelamin laki-laki. Kromosom ini didapat dari orang tua, separuh dari ibu dan separuh lagi dari ayah.
DNA (deoxsiribonukleidacid) , adalah rangkaian molekul penentu bentuk dan sifat semua makluk hidup. DNA itu ada yang berupa pilinan ganda ada juga yang merupakan pilinan tunggal. DNA merupakan asam nukleat yang mengandung kode genetik yang berguna dalam pembentukan protein-protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup dan virus. DNA pada jenis makhluk hidup yang berbeda memiliki kode genetik yang berbeda sehingga jenis protein yang dihasilkannyapun juga berbeda. Oleh karena itu spesies yang berbeda memiliki wujud yang berbeda pula.
Semua makluk hidup punya DNA. Manusia , kucing , monyet, pohon tomat, pisang, bayam, dinosaurus, dan sebagainya.semua mempunyai kode genetik yang menentukan bentuk dan sifat – sifat mereka. Jadi kenapa kita mempunyai bentuk seperti manusia atau bentuk tumbuhan seperti tumbuhan, atau kenapa kita mirip dengan orang tua kita atau berbeda dengan otang lain?
Semuanya karena DNA yang unik. Ada orang yang berkulit putih, ada yang sawo matang, ada yang berambut bule atau berwarna hitam. Semua itu karena kita mempunyai elemen – elemen pembentuk biologis yang unik, yaitu DNA.
a. DNA dan Informasi Genetis
Dahulu kala, para peneliti menyatakan bahwa materi genetik berada di dalam struktur
yang disebut kromosom dalam inti sel (nukleus). Pada tahun 1927, Griffith dan Avery mengungkapkan bahwa bakteri memiliki suatu senyawa mengekspresikan sifatsifat yang berbeda tetapi belum mengetahui dengan jelas penyebabnya. Penelitian lebih lanjut oleh Avery, MacLeod, dan McCarthy pada tahun 1944 menunjukkan bahwa perbedaan
ekspresi sifat tersebut karena struktur seperti tangga, terdiri dari dua pita yang berlawanan arah, yang akhirnya dikenal dengan DNA. Penemuan struktur DNA oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 merupakan temuan penting dalam perkembangan genetika di dunia. Model struktur DNA hasil analisis Watson dan Crick mampu menjelaskan bagaimana DNA membawa informasi genetis sebagai cetak biru (blueprint) yang dapat dicopy dan diperbanyak saat sel membelah sehingga sel-sel baru juga mengandung informasi genetis yang sama. Inilah mengapa sifat dan ciri fisik seseorang berasal dari pewarisan orang tua dan nantinya akan diturunkan ke anak cucunya.
Terjadinya pewarisan sifat dari kedua orang tua, ayah dan ibu ke anak turunannya adalah akibat terjadinya peleburan kromosom dari sel sperma dan sel telur. Masing-masing sel kelamin memiliki 22 autosom dan satu gonosom yaitu X atau Y. Peleburan dua set sel kelamin sekaligus menyatukan kromosom pada sel sperma dan sel telur. Sel telur yang telah dibuahi, bakal calon anak atau zigot, mengandung dua set gen dalam kromosom dengan demikian untuk setiap pasangan kromosom yang bersesuaian, kita mewarisi satu kromosom dari ayah dan satu kromosom dari ibu. Ini menjelaskan mengapa ada sifat dan karakter tubuh kita yang mirip ayah dan di sisi lain ada sifat dan karakter tubuh kita yang mirip ibu (Griffiths dkk., 1996). Sepanjang pita DNA berisi
struktur yang terdiri dari gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan basa nitrogen, bersusun membentuk rantai panjang dan berpasangan secara teratur seperti terlihat pada gambar 1.
Semua kandungan DNA yang ada pada sel dinamakan genom. Genom manusia terdiri dari genom inti sel (nukleus) dan genom mitokondria. Genom mitokondria (ekstranuklear), mengandung lebih banyak kromosom, sehingga jika pada kromosom inti, masing-masing hanya terdiri dari 2 copy, maka kromosom mitokondria tersusun dari ribuan copy. Penyakit yang disebabkan oleh mutasi pada gen di dalam mitokondria biasanya diwariskan dari ibu ke anak karena mitokondria seorang manusia adalah hasil pewarisan dari ibu. Hal ini disebabkan mitokondria lebih banyak ditemukan di dalam sel telur daripada sperma. Setelah fertilisasi mitokondria dari spermatozoa juga akan mati sehingga hanya meninggalkan mitokondria dari sel telur (Griffiths dkk., 1996).
B. Karakteristik DNA
Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenina dengan timina dan guanina dengan sitosina) yang membentuk DNA beruntai ganda. DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
1. Gugus fosfat
2. Gula deoksiribosa
3. Basa nitrogen, yang terdiri dari : [1] Adenina(A), Guanina(G), Sitosina (C), Timina (T).Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å[2]. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai.
Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida[3]. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina (T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya
merupakan molekul RNA.
a. Sifat DNA
Sifat-sifat DNA antara lain:
1. Merupakan material kromosom sebagai pembawa informasi genetik, melalui aktivitas pembelahan sel.
2. Jumlah DNA konstan dalam setiap jenis sel dan spesies. Konstan dalam artian tetap
dan tidak berubah jumlahnya. Contohnya Jumlah DNA pada kucing berbeda dengan jumlah DNA pada Anjing. Begitupun dengan jumlah DNA pada manusia dan primate
berbeda jumlahnya.
3. Kandungan DNA dalam sel bergantung pada sifat ploidi (genom) sel atau jumlah kromosom di dalam sel.
4. Tebalnya 20 Å (Amstrong) dan panjangnya beribu-ribu Å (1 Å = 10^-10 meter).
5. Dapat melakukan replikasi, yaitu membentuk turunan atau menggandakan diri. DNA hasil replikasi ( DNA anak) memiliki urutan basa yang identik dengan yang dimiliki oleh heliks ganda parental ( DNA induk).6. Pada sel organisme prokariotik (bakteri), DNA berantai tunggal. Pada sel eukariotik, DNA berupa heliks (rantai) ganda.
7. Pada suhu mendekati titik didih atau pada pH yang ekstrim (kurang dari 3 atau lebih dari 10), DNA mengalami denaturasi (membuka). Jika lingkungan dikembalikan seperti semula, DNA dapat kembali membentuk heliks ganda, disebut renaturasi.
b. Fungsi DNA
1. Fungsi DNA sebagai bahan warisan sel DNA atau Asam deoksiribonukleat merupakan bahan yang dapat diwariskan pada semua sel. DNA seara tepat bereplikasi (memperbanyak diri) selama setiap generasi sel. Pada saat sel melakukan pembelahan, salinan yang identik dengan DNA parental dibagikan ke setiap sel anak. Sehingga, DNA menyediakan instruksi untuk semua generasi masa depan sel tunggal dan keseluruhan organisme multiseluler.
2. Fungsi DNA dalam mengendalikan aktivitas sel DNA dalam mengendalikan aktivitas sel dilakukan dengan menentukan sintesis enzim dan protein lainnya. Seperti yang diketahui, protein adalah kelas molekul dengan keanekaragamn fungsi selular esensial paling besar; protein berfungsi sebagai katalisator dan mengatur reaksi metabolik, menyediakan bahan mentah untuk struktur sel, memungkinkan pergerakan, berinteraksi dengan lingkungan dan sel lain, dan mengendalikan pertumbuhan serta pembelahan sel.
3. Fungsi DNA sebagai kumpulan unit informasi Gen yang merupakan fragmen fragmen fungsional pada DNA berfungsi dalam menentukan rangkaian asam amino suatu protein. Banyak gen baik itu ribuan hingga jutaan gen yang berlainan dibutuhkan untuk membuat seluruh protein yang penting dalam sebuah sel.
. Tes DNA untuk membuktikan paternitas dan
maternitas dari seorang anak selain digunakan dalam kasus ragu orang tua, juga banyak digunakan dalam kaitan dengan korban tindak pidana.
B. Tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal
dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA.
a. Aplikasi Tes DNA
1. Tes DNA untuk kepentingan Forensik
Tindak pidana yang identik dengan kekerasan,darah atau sebagian kecil dari jaringan otot bisa saja tertinggal di tempat kejadian perkara atau di atas baju atau di barang-barang lainnya dari milik korban atau tersangka.Jika terjadi tindak pidana pemerkosaan,maka sejumlah kecil dari semen/cairan sperma dapat ditemukan pada tubuh korban. Jika terdapat jaringan otot dan semen yang cukup,laboratorium forensik dapat melakukan tes untuk menyimpulkan golongan darah atau bagian jaringan otot. Tes-tes
tersebut bersifat terbatas.Pertama,tes tersebut memerlukan jaringan otot yang cukup banyak dan cukup segar.Kedua,dikarenakan terdapat banyak masyarakat dengan golongan darah yang sama atau bagian jaringan otot yang ditemukan sama,penemuan tersebut hanya dapat mengeliminasi seseorang untuk menjadi tersangka,tidak dapat menjadi bukti dari kesalahan tersangka Tes DNA dapat mengidentifikasi kesalahan seseorang dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi,dikarenakan dasar sekuens DNA setiap individu itu unik.Pada penerapan forensik ini,teknologi DNA yang digunakan adalah analisis RFLP. Hasil daripada analisis tersebut yaitu potongan fragmentasi yang
dipisahkan dengan electrophoresis. Metode ini digunakan untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka (tersangka tindak pidana pembunuhan contohnya),korban,dan sejumlah kecil semen,darah atau jaringan otot lainnya yang ditemukan pada tempat kejadian perkara.
DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel sperma dan rambut. Yang paling penting diperiksa adalah kepala
spermatozoanya karena didalamnya terdapat DNA inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. Tetapi karena keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal.
2. Tes DNA Untuk Kepentingan Medis, Industri Farmasi dan Obat-obatan.
Bioteknologi modern telah memberikan kontribusi besar untuk bidang kedokteran. Kegunaan besar terdapat pada diagnosis kesalahan gen manusia dan penyakit lainnya, khususnya pada terapi gen manusia dan pengembangan vaksin dan obat-obatan lainnya yaitu :
a. Diagnosis Penyakit
Bagian baru dari diagnosis penyakit menular telah dibuka oleh teknologi tes DNA,secara khusus penggunaan PCR dan DNA terlabel untuk melacak pathogen yang sulit untuk dilacak. Contohnya karena dasar sekuens dari DNA HIV telah diketahui,maka PCR dapat digunakan untuk menguatkan dan mendeteksi DNA HIV di dalam darah atau sampel jaringan otot.Hal ini merupakan cara terbaik untuk mendeteksi infeksi lainnya yang sulit untuk dilacak.
Penggunaan teknologi tes DNA untuk mendiagnosis penyakit genetik berjalan semakin cepat.Ilmuwan kedokteran sekarang dapat mendiagnosis lebih dari 200 penyakit genetik manusia menggunakan teknologi tes DNA.Hingga,ilmuwan dapat mengidentifikasi individu dengan penyakit genetik sebelum terjadinya gejala-gejala awal penyakit bahkan sebelum individu tersebut dilahirkan.Alel-alel untuk penyakit Huntington’s dan sejumlah penyakit genetik lainnya sebelumnya dideteksi dengan menggunakan teknologi tes DNA tersebut. 89 Genetika dan tes DNA diperlukan untuk mengetahui kelainan atau penyakit keturunan serta usaha untuk menanggulanginya.
Beberapa penyakit atau cacat keturunan pada manusia seperti hemophilia dan thalassemia disebut sebagai karakter subletal karena individu yang mengidapnya jarang hidup hingga dewasa.
b. Terapi Gen Manusia
Setiap gen manusia itu memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter. Tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi gen lain untuk menumbuhkan karakter.91 Sehingga dapat terjadi perubahan pada bahan genetik.
Perubahan genetik dikenal dengan kata mutasi perubahan kromosom disebut sebagai aberrasi, Terjadinya aberrasi biasanya mengakibatkan abnormalitas pada individu.
Contoh penyakit dengan perubahan kromosom yaitu : Sindrom Turner (tubuh pendek, dada lebar, tanda kelamin sekunder tidak berkembang), Sindrom Klinefelter (suara seperti wanita, fenotip pria tetapi tumbuh payudara, testis kecil). 92
Pemanfaatan genetik mempunyai potensial untuk secara langsung mengoreksi sebagian penyakit-penyakit genetik tersebut pada individu-individu.Untukpenyakit
genetik apapun dapat dilacak hingga alel yang salah,secara teoritis alel yang salah tersebut dapat diganti dengan alel yang benar dan berfungsi baik dengan
menggunakan teknologi rekombinasi DNA. Alel baru tersebut dapat dimasukkan ke dalam sel-sel somatik dari anak ataupun dewasa,atau ke dalam sel yang memproduksi gamet atau sel embrio.Contohnya,pada tahun 1994 peneliti kedokteran mengumumkan beberapa kesuksesan dalam mengobati pasien cystic fibrosis dengan menggunakan nasal spray yang berisi vector untuk membawa alel normal gen cystic fibrosis ke dalam sel paru-paru.
c. Vaksin dan Produk Obat-obatan lainnya
Pada Tahun 1979 di Amerika Serikat dikenal suatu penyakit baru yang menyebabkan seseorang kehilangan kekebalan tubuh. Penyakit ini kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Pada Tahun 1984 Gallo yang seorang peneliti di Lembaga Kanker Amerika Serikat menemukan bahwa penyakit AIDS tersebut disebabkan oleh virus yang diberi nama LAV/HTLV-III yang saat ini dikenal dengan nama HIV.94 Berbekal ilmu pengetahuan tentang tes DNA, bioteknologi dan genetik, akhirnya para perusahaan obat-obatan dari Newport Pharmaceuticals International Inc Amerika Serikat memproduksi obat isoprinosin yang berfungsi untuk membangkitkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dikenal pula obat HPA-23 dan suramin yang kesemuanya vaksin yang ditemukan ini dapat
menghambat replikasi virus HIV. 95Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak ada pengobatan yang lebih efektif,pencegahan dengan vaksinasi adalah cara satu-satunya untuk melawan penyakit tersebut.Vaksin tradisional untuk penyakit yang diebabkan oleh virus terbagi menjadi 2 tipe yaitu : partikel virus yang telah dinon-aktifkan dengan bahan kimia dan partikel virus aktif yang dilemahkan(non-patogen).Dalam kedua kasus tersebut,partikel-partikel virus tersebut cukup sama dengan patogen yang aktif
sehingga memicu respons imun tubuh untuk menciptakan antibodi untuk melawan patogen tersebut. Beberapa cara dalam bioteknologi baru yang sedang digunakan untuk mengubah vaksin tersebut atau memberikan vaksin baru untuk melawan penyakit tersebut :Pertama yaitu,menggunakan teknik rekombinasi DNA yang dapat menghasilkan sejumlah besar molekul protein spesifik dari kapsul protein di virus,bakteri atau mikroba lainnya yang mengakibatkan penyakit tersebut. Kedua yaitu,metode ilmu genetik yang dapat dilakukan untuk mengubah gen dari patogen tersebut untuk melemahkannya Teknologi tes DNA juga telah digunakan untuk menciptakan obat-obatan lainnya.Salah satu daripada penerapan penggabungan gen adalah produksi hormon mamalia dan protein mamalia lainnya di dalam bakteri.Contoh yang dihasilkan dari teknologi tes DNA yaitu : insulin,hormon pertumbuhan,dan beberapa protein dari sistem kekebalan tubuh,seperti molekul protein anti-kanker yang disebut interferon.
Salah satu contoh teknologi tes DNA yaituinsulin yang merupakan suatu macam protein yang tugasnya mengawasi metabolisme gula di dalam tubuh manusia. Gen insulin adalah suatu daerah di dalam DNA yang memiliki informasi untuk menghasilkan insulin. Dengan teknologi ini, insulin yang juga merupakan hormon polipedtida pertama yang dibuat dari prosedur rekombinasi DNAtelah diterima dan digunakan untuk mengobati pasien manusia di Amerika Serikat serta hormon pertumbuhan adalah hormon kedua yang dihasilkan melalui prosedur tersebut
3. Tes DNA untuk Kepentingan Lingkungan dan Agrikultur
a. Tes DNA untuk Kepentingan Lingkungan
Para Ilmuwan menerapkan kapabilitas metabolisme kepada organisme-organisme yang akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau membantu masalah-masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh,banyak mikroorganisme yang mampu untuk mengekstraksi logam-logam berat seperti tembaga,timbal dan nikel,dari lingkungan dan mengubah logam tersebut menjadi bahan seperti tembaga sulfat atau timbal sulfat.Proses kimia selanjutnya dapat mengambil bahan logam tersebut.Mikroba yang dihasilkan secara rekayasa DNA juga dapat menjadi berguna dan penting dalam pertambangan dan untuk proses membersihkan limbah pertambangan.Keberagaman metabolisme dari mikroba-mikroba juga digunakan di dalam pengolahan sampah dan
detoksifikasi oleh bahan kimia beracun. Penelitian lanjutan menemukan bahwa mikroba dapat mendetoksifikasi racun yang spesifik dalam limbah cairan maupun padat.Sebagai contoh,tipe bakteri tertentu telah dikembangkan untuk dapat mendegradasi beberapa bahan-bahan yang dilepaskan pada saat pencemaran minyak di lingkungan. 100 Bakteri lainnya telah diisolasi untuk reaktif cepat mengubah logam beracun (seperti kromium) menjadi bahan yang tidak begitu reaktif.Kemampuan untuk mengubah gen berdampak pada transformasi pada organisme yang mampu bertahan dalam kondisi yang tidak baik dan beracun,tetapi tetap dapat mendetoksifikasi lingkungan.
b. Tes DNA untuk Kepentingan Agrikultur
Para ilmuwan sedang mempelajari lebih dalam tentang genetik tumbuh-tumbuhan dan binatang yang penting untuk agrikultur dan mereka telah memulai dengan menggunakan ilmu genetik untuk meningkatkan produktivitas agrikultur.102 Pada bidang peternakan, rekayasa DNA telah diterapkan untuk vaksin penyakit kuku dan mulut yang sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
Sebelum ditemukan rekayasa DNA dan vaksin ini, para peternak harus membantai seluruh ternaknya untuk mencegah penularan. Produk-produk baru maupun yang didesain ulang seperti antibodi dan hormon pertumbuhan. Sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan bovine / bovine growth hormon (BGH),yang dibuat oleh bakteri E.coli,agar menaikkan produksi susu sebesar 10%.Hormon tersebut juga meningkatkan berat badan sapi pada peternakan sapi. Sejumlah organisme transgenik / organisme yang mengandung gen dari spesies yang lain,telah dikembangkan untuk kegunaan potensi agrikultur.
Hewan transgenik,termasuk sapi,kambing dan beberapa spesies ikan komersil telah diproduksi dengan suntikan DNA asing ke dalam inti dari sel telur atau ke dalam embrio awal.Secara cepat,salmon yang diternak untuk makanan manusia,yang telah diberikan rekayasa genetiknya dengan kloning gen hormon pertumbuhan dapat mencapai ukuran 1 tahun yang biasanya memerlukan 2sampai 3 tahun pertumbuhan. Rekayasa genetik terhadap tumbuhan telah menghasilkan hal-hal yang positif,terlebih pada kasus dimana kualitas unggul ditentukan dari satu atau hanya oleh beberapa gen.
Contohnya, beberapa perusahaan kimia telah mengembangkan bibit gandum,kapas dan kedelai yang membawa gen bakteri yang membuat tumbuhan tersebut tahan terhadap herbisida yang banyak digunakan petani untuk mengontrol hama yang berbentuk tanaman lain.Gen ini memberikan kemudahan untuk menanam bibit sementara memastikan bahwa hama tanaman tersebut juga teratasi.105Sejumlah tanaman perkebunan juga telah dibuat sedemikian rupa untuk tahan terhadap infeksi patogen-patogen dan hama serangga. Contohnya,tomat dan tanaman tembakau telah dibuat untuk membawa dan bertumbuh dengan gen virus tertentu yang dapat menginfeksi dan merusak tanaman-tanaman.Dengan versi-versi gen virus ini,tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi tervaksin dengan sendirinya dan tahan terhadap serangan virus-virus tersebut. Tanaman perkebunan lainnya telah dibuat
untuk menahan serangan hama serangga.Menanam tanaman yang tahan hama akan mengurangi kebutuhan akan insektisida untuk bercocok tanam.106 Kesuksesan awal dari rekayasa genetik tumbuhan ini telah merevolusi bidang agrikultur.Banyak tanaman yang akan diproduksi dengan memperbesar manfaat dari
tanaman tersebut apakah pada akarnya,daunnya,bunganya,dan lain-lain.Dewasa ini,lebih dari 30 tanaman berbeda sedang dikembangkan dengan teknik rekombinasi DNA. 107Bagian baru dari diagnosis penyakit menular telah dibuka oleh teknologi tes DNA,secara khusus penggunaan PCR dan DNA terlabel untuk melacak pathogen
Biasanya hasil tes DNA dapat dilihat 2 minggu setelah pemberian sample, tapi paling cepat bisa 3 hari.
b. DNA dalam Barang Bukti Forensik
Seorang penjahat tanpa disadari pasti akan meninggalkan sesuatu (jejak), sehingga ketika polisi dipanggil ke tempat kejadian serius, tempat kejadian perkara (TKP) segera ditutup dengan pita kuning police line untuk mencegah pencemaran bukti-bukti penting.
Ahli forensik harus bergegas ke tempat kejadian sebelum bukti penting yang mungkin membantu mengungkap kejadian hilang/dirusak. Barang bukti forensic yang ditemukan harus diambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium demi mendapatkan data pelengkap dan pendukung. Salah satu pemeriksaan yang penting dan hasilnya bisa didapat dengan cepat adalah tes sidik DNA.
Tes sidik DNA dalam kasus forensik utamanya dilakukan untuk tujuan identifikasi korban walaupun sekarang tes sidik DNA juga bisa dilakukan untuk melacak pelaku kejahatan. Pelacakan identitas forensik akan dilakukan dengan mencocokkan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes siik DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja
yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes sidik DNA
(Lutfig and Richey, 2000).
1. Peranan Tes DNA dalam Proses Penegakan Hukum
Sejak ditemukannya penerapan teknologi DNA dalam bidang kedokteran forensik,pemakaian analisis DNA untuk penyelesaian kasus-kasus forensik juga semakin meningkat. Penerimaan bukti DNA dalam persidangan di berbagai belahan dunia semakin
memperkokoh peranan analisis DNA dalam sistem peradilan. 108Peranan tes DNA tersebut dalam proses penegakan hukum dapat dilihat dari pemanfaatan teknologi tes DNA tersebut untuk :
1. Identifikasi Personal
Identifikasi personal dilakukan pada kasus penemuan korban tidak dikenal,seperti pada kasus kecelakaan,pembunuhan,bencana massal,kecelakaan pesawat terbang,dsb.
2. Pelacakan hubungan genetik (disputed parentage atau kasus ragu orangtua) Pelacakan hubungan anak-orang tua dilakukan pada kasus dugaan perselingkuhan,kasus ragu ayah, kasus ragu ibu,kasus bayi tertukar,kasus imigrasi,dsb.
3. Pelacakan sumber bahan biologis
Pelacakan sumber bahan biologis adalah pemeriksaan barang bukti renik (trace evidence) dalam rangka pencarian pelaku delik susila (pemeriksaan bercak mani,usapan vagina,kerokan kuku),pencarian korban (bercak darah pada pakaian tersangka,di
TKP,serta analisis sel pada bullet cytology),serta analisis potongan tubuh pada kasus mutilasi.
2. Tes DNA Dikaitkan Dengan Pelaku Tindak Pidana
Penerapan forensik tes DNA dikaitkan dengan pelaku tindak pidana,teknologi tes DNA yang digunakan adalah analisis RFLP(Restriction Fragment Length Polymorphism).
Hasil daripada analisis tersebut yaitu potongan fragmentasi yang dipisahkan dengan electrophoresis.Metode ini digunakan untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka (tersangka tindak pidana pembunuhan contohnya),korban,dan sejumlah kecil semen,darah atau jaringan otot lainnya yang ditemukan pada tempat kejadian perkara. Radioaktif tes menandai bagian yang menpunyai tanda tertentu RFLP. Bahkan sebagian kecil dari tanda RFLP dari seseorang individu dapat memberikan sebuah DNA fingerprint,atau desain spesifik dari bagian,yang digunakan untuk keperluan forensik,dimana kemungkinan dari 2 orang yang bukan kembar untuk memiliki sifat yang sama dari tanda RFLP adalah sangat kecil.
Metode Analisis DNA
Untuk metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Dengan intreprestasi hasil dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sample DNA terduga lainnya.
Pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan cara elektroforesis meliputi beberapa
tahapan berikut yaitu:
1. Preparasi sampel dan pengambilan sampel DNA (isolasi) dari bagian tubuh.
2. Pemurnian DNA dari kotoran-kotoran seperti protein menggunakan teknik sentrifugasi atau filtrasi vakum.
3. Pemasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai tahapan amplifikasi.
4. Hasil amplifikasi ini adalah kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
5. Karakterisasi kopi urutan DNA dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya.
6.Tahapan typing untuk memperoleh tipe DNA.
7. Finishing untuk mencocokan tipe-tipe DNA.
Beberapa tahapan tes DNA yaitu pertama tahapan preparasi sampel yang meliputi pengambilan sampel DNA (isolasi) dan pemurnian DNA. Dalam tahap ini diperlukan kesterilan alat-alat yang digunakan. Untuk sampel darah, dalam isolasinya dapat digunakan bahan kimia phenolchloroform sedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan bahan kimia Chilex. Selanjutnya DNA dimurnikan dari kotoran-kotoran seperti protein, sel debris, dan lain lain. Untuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentrifugasi dan metode filtrasi vakum. Tetapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan cara tersebut dan beralih ke produk-produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari Promega Corporation yang memanfaatkan silica-coated paramagnetic resin yang memungkinkan metode pemisahan DNA yang lebih sederhana dan cepat. Tahapan selanjutnya adalah memasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (polymerase chain reaction) sebagai tahapan amplifikasi. Hasil akhir dari tahap amplifikasi ini adalah berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
Selanjutnya kopi urutan DNA ini akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari (DNA finger print) yang akan dianalisa pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalam tahapan typing, proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identifikasi DNA. Finishing dari tes DNA ini adalah mencocokan tipe-tipe DNA.
Pemeriksaan rambut:
Pemeriksaan rambut dalam kasus criminal dapat membantu pengungkapan kasus,yaitu dalam hal :
a. Identifikasi senjata yang dipakai, bila pada senjata tersebut melekat rambut dari korban.
b. Kasus tabrak lari, adanya rambut yang melekat pada kendaraan penabrak yang identic dengan rambut korban
c. Dalam kasus kejahatan seksual, rambut yang terlepas dari si pelaku dapat dijumpai pada tubuh kor
Kejelasan yang diharapkan pada pemeriksaan rambut :
a. Bila memang rambut,rambut manusia atau hewan.
b. Bila rambut manusia, dari bagian mana rambut tersebut.
c. Apakah rambut tersebut berasal dari pria atau wanita.
d. Apakah rambut tersebut diberi zat pewarna.
e. Apakah lepasnya rambut secara alamiah atau dipaksa.
f. Bila terpotong,apakah dengan benda tajam atau benda tumpul.
g. Perkiraan usia si pemilik rambut.
3.Hubungan DNA dan Rambut
DNA adalah materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan. Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria. Tes DNA dilakukan dengan berbagai alasan seperti persoalan pribadi dan hukum antara lain:
tunjangan anak, perwalian anak, adopsi, imigrasi, warisan dan masalah forensik. Tes DNA dilakukan dengan mengambil sampel biologis seperti buccal swab (usapan mulut pada pipi sebelah dalam), darah, rambut beserta akarnya, walaupun lebih dipilih penggunaan darah dalam tabung (sebanyak 2ml) sebagai sumber DNA. Selain itu tes DNA juga dapat dilakukan untuk tes maternitas dan tes paternitas. Tes
paternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang anak. Tes maternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak. Identifikasi DNA untuk tes paternitas dilakukan dengan menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeat).
DAFTAR PUSTAKA
1. Boorman, Katleen E & Dodd, Barbara E. An Introduction to blood group serologi. 4 th Edition, J & A. Churchill, London, 1970.
2. Budijanto, Arif : Kejahatan seks dan aspek medikolegal gangguan psikosesual. Kalman Media pusaka, Jakarta, 1982.
3. Cyril, John Polson, The Essentials of Forensic Medicine, Second Edition Revised, Pergamon Press, Oxford, London, Edinburg, New York, Paris, Frankfurt, 1964.
4. Gonzales, Thomas A, Legal Medicine, Pathology and Toxicology, Second Edition, Appleton-Century-Crofts, Inc., New York, 1954.
5. Modi, N.J Modi‟s Medical Jurisprudence and Toxicologi. 13 th Edition, H.M Tripathi Private Ltd, Bombay, 1972.
6. Oliver, John S. , Forensic Toxicology, Groomhelm, London, 1980.
7. Polson, C.J. , The Essentials of Forensic Toxicology, Groomhelm, London, 1980.
8. Parikh C.K. , Parikh‟s Texbook of Medical Jurisprudence and Toxicology, Third Edition, Medical Publication,Bombay, 1983.
9. Satyo, Alfre C, jaringan dan cairan Tubuh manusia sebagai “Trace Evidences”. Fakultas Kedokteran UI. , Jakarta, 1984.
Comments
Post a Comment