A.Sidik Jari
Sidik jari merupakan salah satu pola yang sering digunakan untuk mengindentifikasi indentitas seseorang karena polanya yang unik, terbukti cukup akurat, aman, mudah,dan nyaman bila dibandingkan dengan sistem biometrik yang lainnya.
Sidik jari merupakan sesuatu ciri unik yang dimiliki olehsetiap manusia, di mana di dunia ini tidak mungkin terdapat 2 orang manusia dengan sidik jari yang sama bahkan untuk sepasang anak kembar sekalipun. Oleh karena itu, keunikan tersebut, sidik jari dipakai oleh kepolisian dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik). Makanya pada saat terjadi sebuah kejahatan, TKP akan diclear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal di barang bukti yang ada di TKP.
B.Pola Sidik Jari
Karakteristik sidik jari yang bersifat global terlihat sebagai pola garis-garis alur dan orientasi dari garis alur tersebut pada kulit. Sir Francis Galton (1982) mengklasifikasi ciri-ciri global sidik jari dalam tiga kategori bentuk:
* Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.
* Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.
* Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah.melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.
* Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.
* Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah.
C. Prinsip Dasar Identifikasi Sidik Jari
Untuk mengungkap pelaku tindak pidana dapat dilakukan dengan mengidentifikasi sidik jari korban atau sidik jari yang diduga milik tersangka. Prinsip dasar dalam pendeteksian sidik jari adalah sebagai berikut: ketika seseorang menyentuh suatu permukaan dengan jejarinya, sejumlah kecil sekresi ekrin (eccrine) dari kelenjar keringat pada tangannya akan tertinggal di permukaan itu, sekresi inilah yang akan membentuk pola-pola sedik jari. Residu ini umumnya hampir seluruhnya mengandung air (98,5%) yang melarutkan berbagai zat padat. Dua pertiga zat ini adalah senyawa organic, selebihnya merupakan zat anorganik. Zat-zat ini adalah asam-asam amino, urea, asam urik, asam laktat, monosakarida/disakarida,keratin, kolin, klorida ion, ion logam, ion sulfat, fosfat, dan ammonia. Meskipun zat-zat ini hadir dalam jumlah kecil, zat-zat ini dapat dijadikan dasar pendeteksian sidik jari.
D. Macam-macam Sidik Jari
a. Latent prints (Sidik jari Laten).
Walaupun kata “laten” berarti tersembunya atau tak tampak, pada penggunaan modern di ilmu forensik istilah sidik laten berarti kemungkinan adanya atau impressi secara tak sengaja yang ditinggalkan dari aluralur tonjolan kulit jari pada sebuah permukaan, tanpa melihat apakah sidik tersebut terlihat atau tak terlihat pada waktu tersentuh. Teknik memproses secara elektronik, kimiawi, dan fisik dapat digunakan untuk melihat residu sidik laten yang tak terlihat yang ditimbulkan dari sekresi kelenjar ekrin yang berada di alur-alur tonjolan kulit (yang memproduksi keringat, sebum, dan berbagai macam lipid) walaupun impressi tersebut terkontaminasi dengan oli, darah, cat, tinta, dan lain-lain.
Jejak sidik jari yang membekas di suatu permukaan yang tersentuh/terpegang jari kita, karena jari kita mengeluarkan zat sekresi (lemak dan keringat), yang dihasilkan kelenjar keringat. Zat sekresi ini pada dasarnya adalah larutan elektrolit/garam bercampur dengan Urea dan lemak serta senyawa organik lainnya. Jejak sidik jari jenis ini tidak selalu bisa dilihat dengan jelas secara visual. Untuk membuatnya lebih jelas/kontras, digunakan zat kimia yang akan bereaksi dengan zat sekresi tersebut dan menghasilkan efek visual yang membuat sidik jari nampak lebih kontras.
b. Patent prints (Sidik jari Paten).
Sidik ini ialah impressi dari alur-alur tonjolan kulit dari sumber yang tak jelas yang dapat langsung terlihat mata manusia dan disababkan dari transfer materi asing pada kulit jari ke sebuah permukaan.. Jejak sidik jari ini membekas pada suatu permukaankarena adanya zat pewarna seperti tinta, darah dan sebagainya. Sama seperti jejak plastik jejak sidik jari ini bisa langsung dilihat secara visual. Karena sudah dapat langsung dilihat sidik ini tidak butuh teknik-teknik enhancement, dan diambil bukan dengan diangkat, tetapi hanya dengan difoto.
c. Plastic prints (Sidik jari Plastik).
Sidik plastik adalah impressi dari sentuhan alur-alur tonjolan kulit jari atau telapak yang tersimpan di material yang mempertahankan bentuk dari alur-alut tersebut secara detail. Contoh umum: pada lilin cair, deposit lemak pada permukaan mobil. Jejak sidik jari ini bersifat mekanik, misalnya jika tangan memegang bahan yang sejenis lilin yang lunak , tekanan mekanik jari-jari kita bisa meninggalkan jejak sidik jari pada bahan tersbut. Jejak seperti ini umumnya mudah dilihat secara visual. Sidik-sidik seperti ini dapat langsung dilihat, tapi penyidik juga tak boleh mengenyampingkan kemungkinan bahwa sidik-sidik laten yang tak tampak dari sekongkolan pelaku mungkin juga terdapat pada permukaan tersebut. Usaha untuk melihat immpressi-impressi non plastik pun harus dilaksanakan.
E. Metode Identifikasi Sidik Jari
a. Identifikasi sidik jari patent
Sidik jari paten dikumpulkan menggunakan metode yang cukup sederhana yaitu fotografi. Cetakan ini difoto dalam resolusi tinggi dengan skala pengukuran forensik pada gambar untuk referensi. Peneliti dapat meningkatkan kualitas gambar dengan menggunakan rendah-sudut atau sumber cahaya alternatif dan / atau bahan kimia tertentu atau pewarna selama fotografi, tapi ini biasanya tidak diperlukan.
b. Identifikasi sidik jari latent
1. Metode Dusting
Salah satu metode yang paling umum untuk menemukan dan mengumpulkan sidik jari laten adalah dengan membersihkan permukaan halus atau tidak keropos dengan bubuk sidik jari (granular hitam, serpihan aluminium, hitam magnetik, dll). Jika ada cetakan muncul, mereka difoto seperti yang disebutkan di atas dan kemudian diangkat dari permukaan dengan pita perekat jelas. Pencabutan rekaman kemudian ditempatkan pada kartu angkat laten untuk melestarikan cetak.
Namun, bubuk sidik jari dapat mencemari bukti dan merusak kesempatan untuk melakukan teknik lain yang bisa muncul cetak tersembunyi atau informasi tambahan. Oleh karena itu, peneliti dapat memeriksa daerah dengan sumber cahaya alternatif atau menerapkan cyanoacrylate (lem super) sebelum menggunakan bubuk. Pengunaan uji serbuk dapat dilakukan ketika terdapat sejumlah besar sekresi ekrin yang menempel di permukaan, setidaknya 500 mg. Prosedur normal dilakukan dengan menaburkan bubuk dengan rambut unta, nilon, atau alat yang sesuai kamudian menyapukan kuas dengan hati-hati disepanjang permukaan yang diuji.
Variasi dari metode ini adalah analisis reagen partikel kecil (small particle reagent/ SPR analysis). Prosedur ini dilakukan dengan cara menenggelamkan permukaan yang akan diuji kedalam suspensi zat padat yang sedikit larut dalam air. Zat padat ini akan menempel pada porsi organic dalam sekresi ekrin. Kemudian permukaan ini dapat dikeringkan untuk mendapatkan sidik jari yang diinginkan.
Beberapa bubuk yang bisa dipakai oleh para ilmuan forensik adalah :
a. Serbuk hitam Sayuran
suatu serbuk karbon yang mirip dengan bubuk pensil, bubuk ini digunakan pada kondisi permukaan benda yang berwarna terang.
b. Serbuk Alumunium
Tekstur bubuk ini putih halus dan di gunakan untuk kondisi jika sidik jari menempel pada permukaan benda yang berwarna Gelap.
c. Serbuk Timah,Cadmium, Tembaga dan merkuri zat-zat ini merupakan zat yang bisa dengan mudah menempel pada sidik jari laten
2. Uji Kimia
Sidik jari laten biasanya menempel pada lempeng aluminium, kertas, atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat menggunakan zat kimia, seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan ninhidrin.
Metode kedua pendeteksian sidik jari melibatkan beberapa uji kimia yang menghasilkan produk dengan suatu warna tertentu. Uji kimia lebih sensitive dibandingkan uji serbuk dan umumnya dapat digunakan dengan residu dengan berat antara 100-200 ng. beberapa bahan kimia yang sering digunakan adalah :
a. Sianoakrilat
Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan cara mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang disimpan di dalam wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan benda yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat stoples. Sianoakrilat bersifat mudah menguap sehingga uapnya akan menempel pada permukaan benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak sianoakrilat yang menempel pada permukaan berminyak, semakin tampaklah sidik jari sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.
b. Iodin
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan.
c. Perak Nitrat/ nindidrin
Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak nitrat dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium klorida, akan dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida. Keringat dari pelaku mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui pori- pori kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda yang diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit, permukaan benda akan kering dan perak nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan membuat sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya iodin, warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan.
Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan keringat menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan mengandung minyak atau keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan terlihat dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan selama 10-20 menit, akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan panas lampu.
d. Ruthenium tetraoksida
Ruthenium tetraoksida: metode ini menggunakan ruthenium oksida yang akan bereaksi dengan sidik jari menghasilkan warna abu-abu gelap. Metode ini sering digunakan untuk penggunaan khusus seperti deteksi sidik jari pada kertas uang.
3. Metode MXRF
Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan oleh Christopher Worley, ilmuwan asal University of California yang bekerja di Los Alamos National Laboratory. Dibandingkan dengan metode lainnya yang biasa digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF dapat mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.
4. Alternatif Light Source (ALS)
Metode ini umum bagi para penyidik untuk memeriksa setiap permukaan kemungkinan (pintu, pegangan pintu, jendela, pagar, dll) dengan sumber cahaya alternatif. Alat yang digunakan yaitu sinar ultraviolet dan laser atau perangkat LED yang memancarkan panjang gelombang tertentu, atau spektrum, cahaya menyebabkan sidik jari mengalami fluorescence. Laser yang tepat untuk tujuan ini adalah laser argon dengan panjang gelombang 480 nm dalam kisaran sinar biru-hijau dalam spectrum elektromagnetik.
Beberapa perangkat memiliki filter yang berbeda untuk memberikan berbagai spektrum yang bisa difoto atau diproses lebih lanjut dengan bubuk atau noda pewarna. Sebagai contoh, peneliti dapat menggunakan cahaya biru dengan filter oranye untuk menemukan sidik jari laten pada meja, kursi, peralatan komputer atau benda lainnya di tempat istirahat.
Comments
Post a Comment