mengidentifikasi alkaoid,fenolik,saponin dalam teh


Judul   : Identifikasi  alkaoid,fenolik,saponin dalam teh

Hari/ tanggal : kamis/6 april 2017

I.              Tujuan : untuk mengidentifikasi alkaoid,fenolik,saponin dalam teh

II.           Dasar Teori

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal, tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (Teyler. V. E, 1988). Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap. Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida, dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan berwarna putih. Reaksinya adalah :

Pereaksi Dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrat berair. Senyawa positif mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan pereaksi Dragendorff membentuk warna jingga (Sastrohamidjojo, 1996).

     Menurut Cordell (1981), sebagian besar sumber alkaloid adalah tanaman berbunga (angiospermae). Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah liliaceae, solamae, solanace dan rubiacea. Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar pada tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman. Kelompok tertentu alkaloid dihubungkan dengan famili tanaman tertentu.

Kafein adalah sejenis senyawa alkaloid yang termasuk golongan metilxanthine (1,3,7-trimethylxantine). Efek psikologis yang dihasilkan dapat beragam dan bisa menyebabkan ketergantungan. Kafein cukup banyak terkandung dalam the (30-75 mg/cangkir), selain itu daun teh juga mengandung tannin dan sejumlah kecil klorofil. Struktur kafein terbangun dari system cincin purin, yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat. Tipe alkaloid yang digunakan dalam praktikum ini adalah kafein yang diekstraksi dari Camellia sinensis .

Saponin
Saponin adalah senyawa dalam bentuk glikolisida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busayang mantap jika dikocok dan tidak hilang penambahan asam (Harbrone, 1996).

Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai masa molekul besar dengan kegunaan luas. Saponin diberi nama “sapo” yang berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa bila dikocok dengan air(Robinson,1995).

III.        Alat dan Bahan


Alat :
-Batang pengaduk
-Botol semprot
-Corong
-Gelas kimia
-Gelas ukur
-Labu erlenmeyer
-pipet tetes

Bahan :
-Aqua dest
-Metanol
-N-Heksan
-Kloroform
-Pereaksi Bourchardat
-Pereaksi Mayer
-Pereaksi
-Teh



IV.        Cara kerja

Daun segar ( Teh) 10 gram
 

            -lakukan maserasi dengan pelarut (metanol:aqua dest, n-Heksan, Kloroform,)
            -Kocok campuran teh dan pelarut ± 20 menit.
            -Saring teh tersebut, ambil filtrat jernihnya.

Uji Alkaloid :
a.       Pereaksi Bourchat
Dipipet 1 ml peraksi Bourchat + 2ml sampel (metanol : aqua dest, n-Heksan, kloroform, metanol). Amati perubahan warna.
(+) alkaloid = merah

b.      Pereaksi Mayer
Dipipet 1 ml pereaksi mayer  + 2ml sampel (metanol :aqua dest, n-Heksan, kloroform, metanol). Amati perubahan warna.
(+) alkaloid = Endapan putih

Uji Fenolik :
a.       FeCl3
Dipipet 1 ml pereaksi FeCl3 + 2 ml sampel (metanol :aqua dest, n-Heksan, kloroform, metanol). Amati perubahan warna.

Uji Saponin :
a.       Air
Dipipet 2 ml air + 2 ml sampel sampel (metanol :aqua dest, n-Heksan, kloroform, metanol). Kocok kuat. Amati, terdapat jika busa stabil ± 30 detik (+) saponin.


V.           Hasil Pengamatan
Uji alkaloid



Air: metanol
n-Heksan
Metanol
Kloroform
Bourchat
Merah pekat (merah betadin)
Merah terdapat 2 fasa
Merah kecoklatan
Merah kecoklatan
Mayer





Uji Fenolik



Air: metanol
n-Heksan
Metanol
Kloroform
FeCl3
Hijau pekat
2 fasa:
Atas= hijau jernih, bawah=hijau gelembung
Hijau sangat pekat
2 fasa:
Atas=hijau jernih, bawah=hijau gelembung



Uji Saponin

Air: metanol
n-Heksan
Metanol
Kloroform
Air
Orange jernih
2 fasa:
atas= jernih  terdapat gelembung, bawah = bening jernih
Kuning jernih
2 fasa:
Atas= bening jernih
Bawah= endapan hijau

 Pembahasan

Sebelum dilakukan identifikasi, dilakukan maserasi menggunakan pelarut organik berbeda, pelarut organik tersebut adalah metanol :aqua dest, n-Heksan, kloroform, metanol. Kemudian ekstraksi dilakukan pengocokkan ± 20 menit . Ekstraksi adalah metode pemisahan senyawa yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain, serta didasarkan kepada prinsip kelarutan. Ekstraksi terdiri atas tiga jenis. Ekstraksi cair-cair memiliki prinsip bahwa suatu senyawa kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut dalam pelarut lainnya (prinsip beda kelarutan). Ekstraksi padat-cair biasa mengekstrak zat padat dari zat cair. Ekstraksi asam-basa merupakan jenis ekstraksi yang didasarkan pada sifat asam dan basa senyawa organik (misal: ekstraksi alkaloid di praktikum modul 8). Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi padat-cair kafein dari teh dan ekstraksi cair-cair.

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap. Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida, dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan berwarna putih.

Pereaksi mayer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang non polar mengendap berwarna putih. Reaksi uji alkaloid ini dengan pereaksi mayer.

Uji saponin dilakukan dengan cara filtrat teh dengan pelarut organik (metanol :aqua dest, n-Heksan, kloroform, metanol), ditambah air dan dilakukan pengocokan kuat, apabila selama 30 detik terbentuk buih (hal tersebut menunjukan hasil positif saponin). Namun pada pengujian ini tidak terbentuk busa.

Comments