TEKNIK PENGAMBILAN DARAH
Hari/Tanggal Praktikum :
Senin, 26 september 2016
II. Judul Praktikum :
Pengambilan Darah Vena
III. Metode :
Manual
IV. Tujuan
Praktikum : Mengetahui teknik pengambilan
darah
V. Prinsip Praktikum
Pembendungan
pembuluh darah vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah
dapat ditusuk sehingga didapatkan sampel darah.
VI. Dasar
Teori
Dalam kegiatan pengumpulan
sampel darah, dikenal istilah “phlebotomy” yang berarti proses mengeluarkan
darah. Ada 3 macam cara pengambilan darah, yaitu : melalui tusukkan vena
(venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri/nadi. Venipuncture
adalah cara yang paling umum dilakukan oleh karena itu, istilah phlebotomy
sering dikaitkan dengan venipuncture.
VII.
Alat & Bahan
a) Alat
ü Spuit
ü Kapas
ü Torniquet/Pembendung vena
ü Sarung tangan
b)
Bahan
ü Alkohol 70%
ü Bulatan kapas kering
c) Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
untuk pengambilan darah.
2) Lakukan
pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah. Usahaka
pasien senyaman mungkin.
3) Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan
yang
biasanya paling sering digunakan
pasien untuk melakukan aktivitasnya.
4) Minta pasien mengepalkan tangan
5) Lakukan pencarian vena pada daerah
sekitar lipatan siku. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena,
vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
6) Bersihkan kulit pada bagian yang akan
diambil (pada daerah vena) dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit
yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
7) Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar
dengan menarik-narik penghisap spuit dan longgarkan sedikit dengan cara menarik
penghisap spuit (tarik sedikit saja).
8) Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira
5-10 cm (3 jari) di atas lipat siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
9) Buka penutup spuit, lalu pijat/longgarkan
daerah vena pasien dengan jari telunjuk/ibu jari. Daerah yang akan ditusuk
(vena) harus searah dengan jarum.
10) Tusukan jarum ± 1,25 inci pada daerah vena pasien
dengan posisi 45 o dari lengan pasien.
11) Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke
dalamnya berarti daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada
posisi 30 o
12) Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada
volume darah yang dibutuhkan.
13) Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain,
tangan yang satu harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan
tangannya.
14) Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan
(jangan ditekan), lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari
daerah tusukkan sambil kapas ditutup pada daerah tersebut. Jangan tutup
menggunakan kapas pada saat jarum masih tertusuk pada daerah tusukkan.
15) Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada
bekas tusukkan pasien.
VIII. Hasil
Pengamatan
Darah
terambil dengan volume 3 ml. Dengan sampel Nn. Nita Natya
IX.
Pembahasan
Pengambilan
darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital
yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak
dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka pada daerah tersebut) maka,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan vena jugularis
superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah pada vena
basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan
arteri brachialis dan syaraf median.
Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
1)
Pemasangan torniquet (pembendung vena)
ü Pemasangan
dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat
(protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
ü Melepas
torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
2) Penusukan
ü Penusukan
yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga
berpotensi menyebabkan hematoma.
ü Tusukan
jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma.
ü Kulit yang
ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada
pasien ketika dilakukan penusukan.
X. Kesimpulan
Comments
Post a Comment