Audit
Internal Laboratorium
AUDIT:
Proses sistematis,
independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti obyektif dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit terpenuhi
(ISO 19011:2018 Klausul 3.1)
BERBAGAI
ISTILAH DALAM AUDIT
·
Bukti Audit
·
Bukti objektif
·
Ahli Teknis
·
Joint audit
·
Temuan Audit
·
Combined audit
·
Kriteria audit
·
Program Audit
·
Tim Audit
·
Auditor in training
·
Auditor
·
Rencana audit
·
Observer
PRINSIP
AUDIT (KLAUSUL 4)
1. INTEGRITY
2. FAIR PRESENTATION
3. DUE PROFESSIONAL CARE
4. CONFIDENTIALITY
5. INDEPENDENCE
6. EVIDENCE BASED APPROACH
7. RISK BASED APPROACH
Referensi: ISO
19011:2018 Klausul 4
PEMBAHASAN
PRINSIP AUDIT (KLAUSUL 4)
1.
INTEGRITY
Dasar profesionalisme Auditor dan personil
pengelola program audit sebaiknya:
• Melaksanakan pekerjaan dengan jujur, dan tanggung
jawab
• Hanya melaksanakan kegiatan audit jika memang
kompeten
• Melaksanakan pekerjaannya dengan tidak memihak
• Peka terhadap pengaruh yang dapat menekan
penilaian dalam melaksanaan audit
2. FAIR PRESENTATION
• Wajib menyampaikan laporan secara benar dan
akurat
• Komunikasi sebaiknya jujur, akurat, obyektif,
tepat waktu, jelas dan lengkap
• Bersungguh-sungguh dalam
mengaudit
• Menilai dengan tepat
• Memiliki kemampuan dalam
menentukan penilaian yang rasional
4. CONFIDENTIALITY
• Berhati-hati dalam
menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh selama audit
5. INDEPENDENCE
• Auditor sebaiknya independen
terhadap kegiatan yang diaudit dan dalam posisi bebas dari bias dan konflik kepentingan.
• Untuk audit internal,
auditor sebaiknya independen dari fungsi yang akan diaudit jika memungkinkan.
Sebaiknya selalu objektif disepanjang proses audit.
• Untuk organisasi yang
kecil, mungkin saja tidak memungkinkan internal auditor independen secara penuh
terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi semua usaha sebaiknya dilakukan untuk
menghilangkan bias dan memastikan obyektivitas.
6. EVIDENCE BASED APPROACH
• Mendapatkan bukti audit yang dapat diverifikasi.
• Bukti audit sebaiknya berdasarkan sample informasi
yang tersedia
Sampling dalam
Audit:
1. Judgement-based sampling
2. Statistical sampling
7. RISK BASED
APPROACH
• Dasar risiko sebaiknya digunakan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan audit
untuk memastikan audit berfokus pada
hal-hal yang signifikan untuk klien audit dan untuk mencapai tujuan program
audit
TIPE AUDIT
PERBEDAAN
AUDIT PIHAK 1,2 DAN 3
SEKILAS
TENTANG ISO/IEC 17025:2017
1.
Scope
2.
Normative references
3.
Term and definitions
4.
General requirements
5.
Structural Requirements
6.
Resource Requirements
7.
Process Requirements
8.
Management and system requirements
CAKUPAN ISO/IEC 17025:2017
1. Ruang lingkup
2. Acuan normatif
3. Istilah dan
definisi
4. Persyaratan Umum
1. Ketidakberpihakan
2. Kerahasiaan informasi
5. Persyaratan
Struktural
6. Persyaratan Sumber
Daya
1. Umum
2. Personil
3. Fasilitas dan kondisi lingkungan
4. Peralatan
5. Ketertelusuran metrologis
6. Produk dan jasa yang disediakan secara eksternal
7. Persyaratan proses
1. Kaji ulang permintaan, tender dan kontrak
2. Seleksi, verifikasi dan validasi metode
3. Pengambilan sampel
4. Penanganan barang yang diuji atau dikalibrasi
5. Rekaman teknis
6. Evaluasi ketidakpastian pengukuran
7. Penjaminan validitas hasil
8. Pelaporan hasil
9. Keluhan
10. Pekerjaan yang tidak sesuai
11. Pengendalian data dan manajemen informasi
8. Persyaratan sistem
manajemen
1. Pilihan
2. Dokumentasi sistem manajemen (Pilihan A)
3. Pengendalian dokumen sistem manajemen (Pilihan A)
4. Pengendalian rekaman (Pilihan A)
5.Tindakan untuk mempertimbangkan dan menghadapi risiko dan peluang
(Pilihan A)
6. Peningkatan (Pilihan A)
7. Tindakan korektif (Pilihan A)
8. Audit internal (Pilihan A)
9. Kaji ulang manajemen (Pilihan A)
8.1
Pilihan
PILIHAN A
8.1
Pilihan B
Menerapkan sistem manajemen sesuai ISO 9001
yang mampu mendukung pemenuhan Klausul 4 s.d. 7.
RINGKASAN
PERUBAHAN PADA ISO/IEC 17025:2017
1. Perubahan Format
2.
Penerapan Risk Based Thinking
3. Berorientasi pada
efektivitas pelaksanaan proses, bukan pada uraian langkah-langkah pekerjaan
4. Dokumentasi
prosedur dan informasi yang lebih fleksibel
5. Pendekatan
Proses
6. Membuka
ruang penerapan teknologi informasi yang lebih besar sesuai kemajuan jaman
8.8 Audit Internal
(Pilihan A)
Harus melaksanakan audit
internal pada interval yang telah direncanakan untuk memberikan informasi bahwa sistem manajemennya:
8.8 Audit Internal
(Pilihan A)
a) Sesuai dengan:
Ø Persyaratan yang
ditetapkan sendiri oleh laboratorium, termasuk untuk kegiatan laboratoriumnya
Ø Persyaratan standar
b) Diterapkan serta
dipelihara secara efektif
Laboratorium harus:
a) merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara program audit, termasuk, frekuensi, metode, tanggungjawab, persyaratan perencanaan dan pelaporan, yang harus mempertimbangkan pentingnya kegiatan laboratorium, perubahan yang mempengaruhi laboratorium, dan hasil dari audit sebelumnya.
b) mendefinisikan kriteria audit dan
lingkup untuk
setiap audit;
c) memastikan bahwa hasil audit
dilaporkan kepada manajemen yang relevan
d) mengimplementasikan koreksi dan tindakan
korektif tanpa ditunda
e) menyimpan rekaman sebagai bukti
penerapan program audit dan hasil audit;
PENDEKATAN
BERBASIS RISIKO DAN PROSES
AUDIT BERBASIS PROSES
PROSES : Rangkaian
kegiatan yang saling berinteraksi yang merubah input menjadi output
Audit merupakan sebuah proses
Model Sebuah Proses
Bagaimana Proses Berjalan???
Analisis
Proses
Harus mendefinisikan proses sebagai berikut:
– Siapa pemilik proses
– Definisikan bagaimana proces dilaksanakan dan
jika perlu, didokumentasikan
– Tetapkan urutan dan keterkaitan antara proses
– Tentukan bagaimana mengukur kinerja proses dan dimonitor
– Simpan informasi yang perlu untuk memperlihatkan bukti
pencapaian target atau bukti proses dilaksanakan
Audit
Dengan Pendekatan Risiko
Pertimbangkan prioritas untuk
mengalokasikan sumber daya program audit untuk mengaudit hal yang penting dalam
sistem manajemen Aspek yang dipertimbangkan:
1. Hasil audit sebelumnya
2. Pengaruh dari suatu proses terhadap
sistem
3. Perubahan pada proses/sistem
Personil pengelola program audit sebaiknya mengidentifikasi risiko dan peluang dalam mengembangkan program audit dan menentukan persyaratan sumberdaya
PERENCANAAN
AUDIT – PENDEKATAN BERBASIS RISIKO
Perencanaan audit harus mempertimbangkan
risiko dari kegiatan audit pada proses auditi
• Risiko menjadi dasar untuk perjanjian antara
klien audit, tim audit dan auditi tentang pelaksanaan audit
• Pendalaman rencana audit mencerminkan lingkup dan
kompleksitas audit, serta risiko tidak tercapainya tujuan audit.
Dalam
merencanakan audit, audit team leader sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a) komposisi tim audit dan
kompetensi tim keseluruhan;
b) teknik sampling yang tepat
(lihat A.6);
c) peluang untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kegiatan audit;
d) risiko mencapaitujuanaudit
dari perencanaan audit yang tidak efektif;
e) risiko terhadap auditi dari
pelaksanaan audit
Risiko
terhadap auditi muncul:
Kehadiran anggota tim audit yang berpengaruh
negatif pada sistem manajemen auditi (K3,mutu ,lingkungan, produk serta jasa)
Untuk “audit kombinasi”, perhatian khusus diberikan pada interaksi antara proses operasional dan setiap tujuan dan prioritas dari sistem manajemen yang berbeda
Comments
Post a Comment