HACCP BASED ON CODEX CXC 1-1969 REV 2020
APA ITU HACCP?
Sistem
HACCP adalah sistem yang berdasar ilmiah dan sistematis yang
mengidentifikasi bahaya spesifik dan tindakan pengendaliannya untuk memastikan
keamanan pangan Secara ringkas, HACCP diaplikasikan dengan langkah-langkah :
Ø Memperhatikan material, proses, produk dari awal sampai akhir
Ø Identifikasi bahaya potensial dan tempat munculnya dalam proses
Ø Melakukan pengendalian dan pemantauan
Ø Melakukan dokumentasi dan pencatatan
ØMemastikan penerapan yang efektif secara berkesinambungan
SEJARAH HACCP
ü Diturunkan dari Engineering System - “Failure Mode & Effect
Analysis” (FMEA)
ü Pillsbury / NASA - American Space Program - 1960’s (memastikan
keamanan pangan untuk Astronot)
ü 1971 – Dipresentasikan pada American National Conference for Food
Protection yang pertama
ü 1973 - FDA mengaplikasikan HACCP untuk Low Acid Canned Foods
Regulations.
ü 1988 - 1995 Prinsip HACCP diperkenalkan dan digabungkan ke dalam
Peraturan Keamanan Pangan di beberapa negara “Barat”
SISTEM KEAMANAN PANGAN
· ØHACCP tidak berdiri sendiri, tapi bagian dari sistem yang lebih besar
· ØUntuk mendukung HACCP, dibutuhkan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (GMP)
· ØGMP harus sudah ada SEBELUM aplikasi HACCP di sektor rantai makanan manapun
· ØGMP harus ditetapkan dengan baik, berjalan secara menyeluruh dan diverifikasi agar mampu mendasari aplikasi dan implementasi sistem HACCP yang sukses
SISTEM KEAMANAN PANGAN
Keamanan Pangan
Kondisi
& upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia & benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
GMP (Good
Manufacturing Practice) / PRP (Prerequisite Programs)
Kondisi
dan kegiatan dasar yang penting untuk memelihara lingkungan yang higienis di
seluruh rantai pangan yang sesuai untuk produksi, penanganan dan penyediaan
produk akhir yang aman dan pangan yang aman untuk konsumsi manusia
“GMP
yang diperlukan tergantung dari segmen rantai pangan dimana organisasi
beroperasi dan jenis organisasi. Istilah lain yang setara adalah Good
Agricultural Practice (GAP), Good Distribution Practice (GDP), Good Hygienic
Practice (GHP)“
1. GENERAL
PRINCIPLES OF FOOD HYGIENE CXC 1-1969
(REV 2020)
WHO
5 keys to Safer Food are adequately implemented. The 5 keys are: ‘keep
clean, separate raw and cooked, cook thoroughly, keep food at safe temperatures
and use safe water and raw materials”
•Chapter
Two describes HACCP
•The
table in Annex 1 provides a comparison of control measures applied as GHPs and
those applied at Critical Control Points (CCPs) with examples
Objective
The General Principles of Food Hygiene: Good
Hygiene Practices (GHPs) and the Hazard Analysis and Critical Control Point
(HACCP) System aim to:
•Provide principles and guidance on the
application of GHPs applicable throughout the food chain to provide food that
is safe and suitable for consumption;
•Provide
guidance on the application of HACCP principles;
•Clarify the
relationship between GHPs and HACCP; and
•Provide the
basis on which sector and product-specific codes of practice can be
established.
Scope
This document provides a
framework of general principles for producing safe and suitable food for
consumption by outlining necessary hygiene and food safety controls to be
implemented in :
production (including primary
production), processing, manufacturing, preparation, packaging, storage,
distribution, retail, food service operation and transport of food, and where
appropriate, specific food safety control measures at certain steps throughout
the food chain.
General
Principles
•Food safety and suitability should
be controlled using a science-based preventive approach
•Prerequisite programmes (GHPs)
should provide the foundation for an effective HACCP system.
•FBO should be aware of the hazards
•To control hazards it may be
sufficient to apply GHPs. When the application of GHPs alone is not sufficient,
a combination of GHPs and additional control measures at CCPs should
be applied.
•Control measures that are
essential to achieve an acceptable level of food safety, should be
scientifically validated.
•Control measures should be
subject to monitoring, corrective actions, verification, and documentation
•Food hygiene systems
should be reviewed to determine if modifications are needed.
•Communication
about the food and food process.
Management
Commitment to Food Safety
The
following elements are important in cultivating a positive food safety
culture:
•Commitment
of the management and all personnel to the production and handling of safe
food;
•Leadership
to set the right direction and to engage all personnel in food safety
practices;
•Awareness
of the importance of food hygiene by all personnel in the food business;
•Open and
clear communication among all personnel in the food business, including
communication of deviations and expectations; and
•The
availability of sufficient resources to ensure the effective functioning
of the food hygiene system.
GENERAL PRINCIPLES OF FOOD
HYGIENE CXC 1-1969
Chapter 1. Good Hygiene
Practices
1.Introduction
and Control of Food Hazard
2.Primary
Production
3.Establishment
– Design of Facilities and Equipment
4.Training
and Competence
5.Establishment
Maintainance, Cleaning and Disinfection and Pest Control
6.Personal
Hygiene
7.Control
of Operation
8.Product
Information and Consumer Awareness
9.Transportation
1. Introduction and Control of Food
Hazard
•Tindakan pengendalian boleh
menggunakan pihak eksternal, contohnya: kontrol kualitas air, pengendalian
kontaminasi feses, pengendalian praktik dan kebersihan penjamah, kontrol kontak
permukaan makanan
•Jika GHP tidak cukup untuk
mengendalikan bahaya -> memerlukan kombinasi tindakan pengendalian
•Jika
terdapat bahaya signifikan yang harus dikontrol lebih lanjut setelah
Implementasi GHP -> perlu menerapkan HACCP
2. Primary Production
Ø
Kegiatan dalam produksi primer mungkin mempersulit upaya
menghilangkan/mengurangi bahaya, namun dapat membantu meminimalkan kejadian dan
tingkat bahaya dalam rantai makanan. Tidak semua ketentuan berlaku untuk semua
situasi, pertimbangan FBO perlu dilakukan.
Ø
Produksi primer tidak boleh dijalankan di atau dekat area yang
terkontaminasi/tercemar (kecuali ada tindakan untuk mengurangi/mencegah
kontaminasi)
Ø
Identifikasi kemungkinan kontaminasi pada setiap titik tertentu
dalam kegiatan produksi primer dan menentukan tindakan pengendalian
Ø
Sortasi bahan untuk menghilangkan yang tidak sesuai, membuang
material tidak sesuai secara higienis, melindungi makanan dari kontaminan
kimia, fisik, biologi, atau bahan lain yang tidak diinginkan selama penanganan,
penyimpanan, dan pengangkutan
Ø Fasilitas
dan prosedur tersedia untuk memastikan pembersihan dan pemeliharaan, serta
personal hygiene
3. Desain Fasilitas dan Peralatan
Lokasi
Ø
Lokasi
jauh dari area terpolusi dan aktivitas industri lain yang mungkin
mengkontaminasi, banjir, infestasi hama, dan area dimana sampah tidak dapat
dibuang secara efektif
Design dan Tata Letak
Ø
Tata
letak area dalam harus memungkinkan untuk pembersihan dan perawatan. Tata letak
tempat dan pergerakan operasi harus meminimalisir/mencegah kontaminasi
Ø Area yang memiliki level hygiene
yang berbeda (contoh : bahan baku dan produk jadi) harus dipisahkan dengan cara
pemisahan secara fisik, lokasi, arus lalu lintas, aliran udara, atau pemisahan
waktu, dengan pembersihan dan desinfeksi yang sesuai
Struktur Bangunan
Pengendalian terhadap :
Ø
Dinding area proses → mudah dibersihkan dan harus tahan terhadap
sistem pembersihan (jika mungkin desinfeksi)
Ø
Lantai area proses → mudah dibersihkan, bisa untuk drainase
Ø
Langit-langit dan perlengkapan di atas kepala → tahan pecah dan
minimal penumpukan kotoran dan kondensasi
Ø
Jendela, ventilasi → mudah dibersihkan, bisa dipasang insect
screen yang dapat dilepas dan dibersihkan
Ø
Pintu → permukaan halus, permukaan tidak menyerap, mudah
dibersihkan (jika mungkin desinfeksi)
Ø
Permukaan yang kontak dengan produk harus dalam kondisi baik,
tidak menyerap, inert pada makanan, deterjen dan desinfektan
Temporary/mobile food establishment dan
Vending Machine
Ø Temporary/mobile food establishment meliputi: kios pasar,
kendaraan penjual jalanan, tempat sementara/tenda
Ø Terhindar dari sarang dan aktivitas pest
Ø Jika sesuai, harus tersedia toilet dan fasilitas cuci tangan
Drainase dan Pembuangan Limbah
Ø
Saluran pembuangan limbah cair harus memiliki kapasitas yang cukup
dan terawat. Cegah kontaminasi makanan atau pasokan air.
Ø
Pipa : mencegah backflow, cross-connection, dan backup sewer gas
Ø
Arah drainase tidak boleh mengalir dari area yang resiko kontaminasi
tinggi (toilet/area produksi bahan baku) ke area produk terpapar ke lingkungan
Ø
Limbah harus dikumpulkan, dibuang oleh personil terlatih dan
rekaman pembuangan disimpan jika memungkinkan. Lokasi pembuangan jauh dari area
pabrik
Ø
Wadah limbah/ sampah harus diidentifikasi dengan jelas maksud
penggunaannya, penempatannya, jenis bahannya, dan dikunci dimana limbah/sampah
bisa menimbulkan resiko terhadap produk.
Fasilitas Pembersihan
Ø
Tersedia untuk peralatan dan perlengkapan kebersihan
Ø
Area pembersihan alat dari area yang sangat terkontaminasi
(toilet, drainase, limbah) harus terpisah
Ø
Jika sesuai, bak untuk mencuci makanan terpisah dari bak untuk
mencuci peralatan dan perlengkapan
Ø
Bak cuci tangan dan cuci produk terpisah
Fasilitas Personal Hygiene
& Toilet
Ø
Fasilitas kebersihan karyawan harus tersedia dekat titik
persyaratan kebersihan diterapkan. Petimbangkan:
·
kesesuaian jumlah, lokasi dan sarana
·
Bak cuci, idealnya kran tidak dioperasikan dengan tangan. Bila
tidak memungkinkan, tindakan untuk meminimalkan resiko harus dilakukan
·
Memiliki fasilitas ruang ganti yang memadai bagi personil.
Temperatur
Tersedia fasilitas untuk
memanaskan, mendinginkan, memasak, mendinginkan dan membekukan makanan, untuk
menyimpan makanan yang didinginkan atau dibekukan, dan, bila perlu,
mengendalikan suhu lingkungan untuk memastikan keamanan dan kesesuaian makanan.
Kualitas
Udara dan Ventilasi
Tersedia baik itu mekanis
atau alami, khususnya untuk:
a.Mengurangi
kontaminasi melalui udara
b.Mengontrol
suhu lingkungan
c.Mengontrol
bau dan kelembapan
Sistem harus mudah dirawat dan dibersihkan. Aliran udara tidak
mengalir dari area terkontaminasi ke area bersih
Pencahayaan
•(alami
atau buatan) harus memudahkan personil untuk mengoperasikan secara higienis
•Lampu
harus dilindungi untuk menjamin bahan baku, produk atau peralatan tidak
terkontaminasi seandainya pecah.
Penyimpanan
•Ruang
penyimpanan makanan, bahan pengemas makanan, dan bahan kimia non pangan harus
tersedia dan terpisah dan aman.
•Penyimpanan
harus memungkinkan untuk memisahkan makanan mentah dan matang, atau makanan
yang menyebabkan alergi dan non alergi
•Ruangan
mudah dibersihkan, terhindar dari akses hama, melindungi makanan secara efektif
dari kontaminasi silang (termasuk allergen),
dan kontrol
lingkungan penyimpanan (suhu dan kelembaban)
Peralatan
Ø
Peralatan
dan wadah yang kontak harus sesuai untuk kontak makanan
Ø
Alat
diletakkan pada lokasi yang memungkinkan untuk pembersihan, perawatan, dan
desinfeksi. Jika perlu, peralatan harus tahan lama dan dapat dipindahkan atau
dibongkar
Ø Alat untuk memasak, memanaskan,
mendinginkan menyimpan atau membekukan bisa mencapai suhu yang dibutuhkan,
memungkinkan untuk dipantau dan jika perlu dikendalikan. Peralatan pemantauan
harus dikalibrasi
4. Training dan Kompetensi
Kepedulian dan
Tanggung jawab
Ø Training food hygiene sangat penting untuk bisnis pangan
Ø Menyadari peran dan tanggung jawab mereka dalam melindungi makanan
Ø Memiliki pengetahuan dan keterampilan menangani makanan
Ø Memahami penanganan bahan kimia pembersih atau bahan kimia
berbahaya lain
Program
Training
Analisis kebutuhan training,
pertimbangkan:
•
Sifat bahaya terkait makanan
•
Cara makanan diproduksi, diproses, ditangani dan dikemas, termasuk kemungkinan
kontaminasi
•
Tingkat/sifat pemrosesan
•
Kondisi penyimpanan
•
Perkiraan lamanya waktu sebelum makanan dikonsumsi
•
Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan terkait makanan
Topik
program sesuai dengan tugas seseorang, pertimbangkan:
• Prinsip
food hygiene
• Tindakan
pengendalian untuk mencegah kontaminasi
• Good
personal hygiene
• Good
hygiene practices
• Tindakan
ketika ditemukan masalah dalam food hygiene
Untuk retail dan food service, personal
yang berinteraksi dengan pelanggan → memberikan informasi produk termasuk
allergen
Instruksi,
Supervisi,
Ø
Harus
ada penilaian berkala terhadap keefektifan program pelatihan
Ø
Supervisi
rutin dan verifikasi prosedur terlaksana dengan efektif
Ø
Personil
yang melakukan aktivitas pengendalian makanan harus dilatih → dipastikan
kompeten
Refresher
Training
Ø
Program
training harus direview dan diupdate
Ø
Rekaman
kegiatan training harus disimpan
5. Pemeliharaan Bangunan,
Pembersihan dan Sanitasi, dan Pengendalian Hama
Pemeliharaan
dan Pembersihan
Ø
Bangunan
dan peralatan harus dirawat dalam kondisi yang sesuai dengan prosedur
pembersihan dan sanitasi, berfungsi sesuai tujuanya, dan mencegah kontaminasi
Ø
Pembersihan
→ menghilangkan residu makanan dan kotoran, termasuk allergen
Ø
Produk
pembersih harus sesuai untuk permukaan kontak makanan
Ø
Bahan
pembersih dan sanitasi harus digunakan sesuai onstruksi manufaktur (contoh :
pengenceran)
Ø
Bahan
pembersih dan sanitasi harus digunakan sesuai instruksi manufaktur (contoh :
pengenceran & waktu kontak), diberi identitas, disimpan di tempat terpisah
Ø
Pemisahan
alat kebersihan sesuai hygiene zone
Ø Peralatan kebersihan harus
disimpan di tempat khusus, dijaga bersih, terawat, diganti secara periodik
untuk mencegah kontaminasi
Metode dan
Prosedur Pembersihan
• Dry cleaning dan metode lain
bisa dilakukan jika penggunaan air bisa menimbulkan kontaminasi
• Pastikan prosedur pembersihan
tidak menimbulkan kontaminasi
• Prosedur wet cleaning meliputi
: menghilangkan kotoran, menggunakan deterjen yang sesuai, pembilasan (dengan
air panas jika perlu)
• Konsentrasi dan waktu kontak
bahan desinfeksi sesuai instruksi manufactur agar efektivitasnya optimal
• Prosedur pembersihan dan
sanitasi harus meliputi:
1.Area, peralatan yang
dibersihkan/disinfeksi
2.Personil yang bertanggung jawab
3.Metode dan frekuensi
pembersihan
4.Monitoring dan verifikasi
Monitoring Efektivitas
Prosedur pembersihan, sanitasi
dan pemeliharaan harus dimonitoring efektifitasnya (pH, temperature air,
konduktivitas, konsentrasi bahan pembersih dan desinfektan, dll) dan
diverifikasi secara periodik
Pengendalian
Hama
Ø GHP harus diterapkan untuk menghindari lingkungan yang kondusif
untuk aktivitas hama
Ø Bangunan harus dalam kondisi baik untuk mencegah akses dan tempat
berkembang biak hama
Ø Ketersedian air & makanan mendorong sarang & infestasi
hama
Ø Monitoring & deteksi : bangunan & area sekitarnya harus
dimonitor secara regular
Ø Infestasi hama harus ditangani oleh personil yang qualified
Ø Treatment dengan bahan kimia,fisik & biologi dilakukan tanpa
menimbulkan ancaman terhadap keamanan pangan
Manajemen
Limbah
Ø Limbah dikumpulkan, disimpan
dalam wadah tertutup, tidak boleh dibiarkan menumpuk apalagi meluap
Ø Personil yang bertanggung jawab
harus diberi pelatihan
Ø Area penyimpanan limbah harus
diidentifikasi, tahan dari hama, ditempatkan jauh dari area proses
6. Personal Hygiene
•Personil yang diketahui
atau diduga sakit atau membawa penyakit yang kemungkinan besar ditularkan
melalui makanan tidak boleh memasuki area penanganan makanan
•Beberapa gejala dari
penyakit harus melapor kepada manajemen jika mengalami: penyakit kuning, muntah,
diare, demam, sakit tenggorokan dengan demam, sakit kulit/luka, keluar cairan
dari telinga, mata atau hidung
•Plester tidak menjadi
sumber kontaminasi (misalnya, plester dengan warna kontras dibandingkan dengan
makanan dan / atau yang dapat dideteksi menggunakan metal detector atau x-ray
detector).
•Personil harus menjaga
kebersihan diri dan, jika sesuai, mengenakan pakaian pelindung, penutup kepala
dan jenggot, dan alas kaki yang sesuai
•Personil, termasuk yang
menggunakan sarung tangan, harus rutin membersihkan tangan
•Cuci tangan menggunakan
sabun dan air, kemudian dikeringkan dengan cara yang mencegah kontaminasi
ulang. Handsanitizer tidak bisa menggantikan cuci tangan
Perilaku personil:
Ø
Tidak boleh merokok/vaping, meludah, mengunyah, makan atau minum,
menyentuh mulut, hidung atau tempat lain yang kemungkinan terkontaminasi, batuk
dan bersin
Ø Tidak
menggunakan perhiasan, jam tangan, pin, kuku palsu dan bulu mata palsu
Tamu
•Mematuhi peraturan
personel hygiene yang telah ditetapkan organisasi
•Dipandu dalam
menjalankan personal hygiene
•Melaporkan
penyakit/cedera yang sedang diderita
7.
Kontrol Operasi
7.1 Deskripsi
Produk dan Proses
Ø
Deskripsi
produk harus ditentukan, meliputi:
1.
Tujuan penggunaan produk (ready to eat, ready to cook, dll)
2.
Produk yang ditujukan untuk kelompok konsumen rentan tertentu
3.
Spesifikasi lain yang relevan (komposisi, aw, pH, metode pengawetan, dll) dan
karakteristik penting terkait pangan (kandungan allergen)
4.
Batasan relevan yang ditetapkan oleh peraturan/organisasi
5.
Instruksi penggunaan
6.
Cara penyimpanan produk
7.
Bahan kemasan
Ø
Deskripsi
proses : membuat diagram alir
Ø Melakukan penilaian terhadap
kecukupan GHP dan program lain untuk keamanan dan kesesuaian pangan →
dipertimbangkan menerapkan HACCP
Monitoring
dan Tindakan Korektif
Ø
Tersedia
prosedur monitoring termasuk di dalamnya metode pemantauan, frekuensi, dan PIC.
Rekaman monitoring disimpan.
Ø
Melakukan
tindakan korektif jika ditemukan penyimpangan: proses ulang, melakukan
disposisi, identifikasi penyebab, dan melakukan langkah pencegahan kejadian
terulang Kembali. Rekaman tindakan korektif harus disimpan.
Ø
Organisasi
harus melakukan verifikasi implementasi GHP:
1.Review
prosedur, monitoring, tindakan korektif, dan rekaman
2.Review
ketika terjadi perubahan produk, proses, dan operasi lain
3.Penilaian
efektivitas pembersihan
Ø
Rekaman
verifikasi harus disimpan.
dipertimbangkan
menjadi tindakan pengendalian CCP di system HACCP
Kontrol
Suhu dan Waktu
Sistem kontrol waktu dan suhu
harus mempertimbangkan sifat makanan, dampak terhadap mikroorganisme, metode
pengemasan dan pemrosesan, dan tujuan penggunaan produk.
Ø
Sistem
harus menentukan batas toleransi variasi waktu dan suhu, divalidasi,
dimonitoring, dan direkam.
Ø Alat untuk monitoring dan merekam
harus terkalibrasi
Tahapan
Proses Spesifik
Tahap proses yang berkontribusi
pada produk makanan yang aman seperti pemasakan, pendinginan, pembekuan,
pengeringan dan pengemasan.
Komposisi makanan dapat menjadi
penting dalam mencegah pertumbuhan mikroba dan produksi toksin,
Jika spesifikasi mikrobiologi,
fisik, kimia dan allergen digunakan untuk keamanan atau kesesuaian pangan,
spesifikasi tersebut harus didasarkan pada prinsip ilmiah
Microbiological
contamination
Kontaminasi mikrobiologi terjadi
melalui sejumlah mekanisme, termasuk perpindahan mikroorganisme dari satu
makanan ke makanan lainnya
Physical
contamination
Ø Sistem harus ada untuk mencegah
kontaminasi makanan oleh bahan asing contoh perhiasan, kaca, pecahan logam,
tulang, plastik, pecahan kayu, yang dapat menyebabkan cedera atau menimbulkan
bahaya tersedak.
Ø Perangkat pendeteksi yang
dikalibrasi dengan tepat harus digunakan jika diperlukan (misalnya, MD, X-Ray).
Harus ada prosedur jika terjadi kerusakan (misalnya pecahnya kaca atau
kontainer plastik).
Chemical
contamination
Ø Sistem harus ada untuk mencegah
atau meminimalkan kontaminasi makanan oleh bahan kimia berbahaya,
Ø Bahan pembersih beracun,
disinfektan, dan bahan kimia pestisida harus diidentifikasi, disimpan dengan
aman
Manajemen
Alergen
Ø
Identifikasi
allergen di bahan baku, bahan tambahan & produk
Ø
Sistem
manajemen allergen :
•Saat
proses penerimaan bahan, pengolahan, penyimpanan
•Mencegah
munculnya allergen pada produk yang tidak memiliki label allergen
•Mencegah
kontaminasi silang dengan pemisahan baik secara fisik atau waktu (dengan
pembersihan efektif antara makanan dengan profil alergen yang berbeda)
Ø
Jika
kontaminasi silang tidak dapat dihindarkan, harus diinformasikan kepada
konsumen
Ø Training allergen kepada personil
Penerimaan
Bahan
Ø
Bahan yang diterima harus sesuai dengan
spesifikasi keamanan pangan dan kesesuaian dengan spesifikasi harus
diverifikasi jika diperlukan
Ø
Supplier
quality assurance , seperti audit, mungkin sesuai untuk beberapa bahan.
Ø
Dokumen
informasi penerimaan bahan harus terpelihara
Pengemasan
Ø
Desain
dan bahan harus aman, sesuai penggunaan
Ø
Memberi
perlindungan, mencegah kerusakan
Ø
Mengakomodasi
pelabelan yang tepat
7.3
Air
Ø Air, es & uap dibuat dari air
harus sesuai untuk tujuanya berdasarkan pendekatan berbasis risiko
Ø Air yang tidak untuk kontak
makanan memiliki system yang terpisah
Ø Air yang disirkulasi ulang untuk
digunakan kembali harus dipastikan tidak membahayakan keamanan pangan
Catatan disimpan selama jangka
waktu melebihi masa simpan produk atau sebagaimana ditentukan oleh otoritas
yang kompeten
Prosedur
Recall
Prosedur
tersedia untuk merespon kegagalan dalam system food hygiene Terjadi saat
ditemukan penyimpanan yang berdampak pada keamanan pangan dan atau menimbulkan
resiko kesehatan langsung
Ø
Harus
dapat melakukan identifikasi dan penarikan dari market dari makanan yang dapat
menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat
Ø
Melaporkan
kepada otoritas kompeten harus dipersyaratkan dan peringatan kepada public
dipertimbangkan di mana produk mungkin telah mencapai konsumen
Ø Prosedur penarikan produk
didokumentasikan dan dimodifikasi berdasarkan temuan uji coba secara berkala.
8. Informasi Produk dan Kesadaran Konsumen
Identifikasi Produk dan Traceability
•Setiap kemasan produk harus
diberi tanda permanen untuk identifikasi produsen dan lotnya, menerapkan
General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985)
•Sistem
traceability harus tersedia dan diterapkan sesuai Principles for
Traceability/Product Tracing as a Tool within a Food Inspection and
Certification System (CXC 60-2006)
Informasi
Produk
Informasi
meliputi: penanganan oleh konsumen, penyiapan, penyajian, penuimpanan, dan
penggunaan produk secara aman dan benar
Label Produk
Ø
Berisi
instruksi yang jelas untuk FBO selanjutnya untuk menangani, menyajikan,
menyimpan, dan menggunakan produk dengan aman.
Ø
Harus
ada informasi allergen dari bahan baku/tambahan atau kontaminasi silang
Ø
Menerapkan
General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985)
Edukasi
Konsumen
Ø
Program
untuk konsumen agar memahami pentingnya info label produk dan mengikuti
instruksi yang mengikuti produk
Ø Konsumen harus diberi tahu
tentang pengaturan waktu/suhu, kontaminasi silang dan penyakit bawaan makanan
serta allergen dan 5 kunci WHO untuk pangan yang aman
9. Transportasi
Ø Alat angkut dan kontainer dirancang:
•Tidak mencemari makanan/kemasan
•Dapat dibersihkan/desinfeksi dan dikeringkan
•Dapat melakukan pemisahan yang efektif dari makanan yang berbeda
•Memberi perlindungan dari kontaminasi
•Dapat menjaga suhu, kelembaban, dan kondisi lain
•Memungkinkan pemeriksaan suhu, kelembapan, dan kondisi lain
Ø Alat angkut dan kontainer dijaga kebersihannya, untuk mengangkut
makanan curah (bulk) harus diberi identitas dan hanya digunakan untuk tujuan
tersebut
Ø Jika alat angkut atau kontainer yang sama digunakan untuk
mengangkut makanan yang berbeda→ harus dilakukan pembersihan/desinfeksi dan
pengeringan di antara muatan
CHAPTER 2.
HACCP HAZARD ANALYSIS &
CRITICAL CONTROL POINT
Chapter
2. HACCP System and Guidelines for its Application
2.1 Introduction
Prior
to application of a HACCP system FBO should have in place prerequisite
programmes
Management
awareness and commitment to food safety are necessary
The
intent of the HACCP system is to focus control at Critical Control Points
(CCPs)
A
HACCP approach should be customized
The
HACCP system should be reviewed periodically and whenever there is a
significant change
2.2 Flexibility for small and/or less developed food businesses
Applying
such flexibility e.g. recording only monitoring results when there is a
deviation instead of every monitoring result to reduce unnecessary burden of
record keeping.
SECTION
3
•3.1
Assemble HACCP Team and Identify Scope (Step 1)
•3.2
Describe product (Step 2)
•3.3
Identify intended use and users (Step 3)
•3.4
Construct flow diagram (Step 4)
•3.5
On-site confirmation of flow diagram (Step 5)
•3.6
List all potential hazards that are likely to occur and associated with each
step, conduct a hazard analysis to identify the significant hazards, and
consider any measures to control identified hazards (Step 6/ Principle 1)
•3.7
Determine the Critical Control Points (Step 7/ Principle 2)
•`3.8
Establish Validated Critical Limit for each CCP (Step 8/Principle 3)
•3.9
Establish a Monitoring System for Each CCP (Step 9/ Principle 4)
•3.10
Establish corrective actions (Step 10/ Principle 5)
•3.11
Validation of the HACCP Plan and Verification Procedures (Step 11/
Principle 6)
3.11.1 Validation of the HACCP
Plan
3.11.2 Verification Procedures
•3.12
Establish Documentation and Record Keeping (Step 12/ Principle 7)
•3.13
Training
3.1 Assemble
HACCP Team and Identify Scope (Step 1)
•Multidisciplinary
team
•Where
relevant expertise is not available in house, expert advice should be obtained
from other sources, such as trade and industry associations, independent
experts, competent authorities, HACCP literature and HACCP guides (including
sector-specific HACCP guides).
•Scope
should describe which food products and processes are covered.
3.2 Describe
product (Step 2)
Ø
Full
description of the product including relevant safety information such as
composition (i.e. ingredients), physical/chemical characteristics (e.g. aw, pH,
preservatives, allergens), processing methods/technologies
(heat-treatment, freezing, drying, brining, smoking, etc.), packaging,
durability/shelf life, storage conditions and method of distribution.
Ø
Any
limits relevant to the food product already established for hazards should be
considered and accounted for in the HACCP plan.
3.3
Identify intended use and users (Step 3)
Ø
Describe
the use intended by the FBO and the expected uses of the product by the next
FBO in the food chain or the consumer
Ø
Where
foods are being produced specifically for a vulnerable population, it
may be necessary to enhance process controls
3.4
Construct flow diagram (Step 4)
Flow diagrams should be clear,
accurate and sufficiently detailed to the extent needed to conduct the hazard
analysis. Flow diagrams should, as appropriate, include but not be limited to
the following:
•The sequence and interaction of
the steps in the operation;
•Where raw materials,
ingredients, processing aids, packaging materials, utilities and intermediate
products enter the flow;
•Any outsourced processes;
•Where applicable reworking and
recycling take place;
•Where end products, intermediate
products, waste and by-products are released or removed
3.5 On-site
confirmation of flow diagram (Step 5)
Steps
should be taken to confirm the processing activities against the flow diagram
during all stages and hours of operation
The
confirmation of the flow diagram should be performed by a person or persons
with sufficient knowledge of the processing operation
3.6 List all
potential hazards that are likely to occur and associated with each step,
conduct a hazard analysis to identify the significant hazards, and consider any
measures to control identified hazards (Step 6/ Principle 1)
In
conducting the hazard analysis to determine whether there are significant
hazards, wherever possible the following should be considered:
•hazards associated with
producing or processing the type of food, including its ingredients and process
steps (e.g. from surveys or sampling and testing of hazards in the food chain,
from recalls, from information in the scientific literature or from
epidemiological data);
•the likelihood of occurrence of
hazards, taking into consideration prerequisite programs, in the absence of
additional control;
•the likelihood and severity of
adverse health effects associated with the hazards in the food in the absence
of control8;
•identified acceptable levels
of the hazards in the food e.g. based on regulation, intended use, and
scientific information;
•the nature of the facility
and the equipment used in making the food product;
•survival or multiplication of
pathogenic microorganisms;
•production or persistence in
foods of toxins (e.g. mycotoxins), chemicals (e.g. pesticides, drug residues,
allergens) or physical agents (e.g. glass, metal);
•the intended use and/or
probability of product mishandling by potential consumers that could render the
food unsafe; and,
•conditions
leading to the above.
3.7 Determine the Critical Control
Points (Step 7/ Principle 2)
Critical Control points are to be determined only for hazards
identified as significant as of the result of a hazard
analysis.
To identify a CCP, whether using
a decision tree or other approach
3.8
Establish validated
critical limits for each CCP (Step 8/ Principle 3)
Critical limits establish whether
a CCP is in control
Critical
limits should be measurable or observable.
Critical limits for control
measures at each CCP should be specified and scientifically validated to obtain
evidence that they are capable of controlling hazards to an acceptable level if
properly implemented.
3.9
Establish a Monitoring System for Each CCP (Step 9/ Principle 4)
Monitoring of CCPs is the
scheduled measurement or observation at a CCP relative to its critical limits.
Monitoring
method and frequency should be capable of timely detection of any
failure to remain within critical limits, to allow timely isolation and
evaluation of the product.
3.10
Establish corrective actions (Step 10/ Principle 5)
It
may be determined that the product could be reprocessed (e.g.
pasteurized) or the product could be diverted to another use. In other
situations, the product may need to be destroyed (e.g. contamination
with Staphylococcus enterotoxin).
•Specific
written corrective actions should be developed for each CCP in the HACCP system
•When
critical limits at CCPs are monitored continuously and a deviation occurs, any
product being produced at the time the deviation occurs is potentially unsafe
•Details
of the corrective actions, including the cause of the deviation and product
disposition procedures, should be documented in the HACCP records.
•Periodic
review of corrective actions should be undertaken to identify trends and to
ensure corrective actions are effective
3.11
Validation of the HACCP Plan and Verification Procedures (Step 11/ Principle 6)
3.11.1
Validation of the HACCP Plan
Before the HACCP plan can be
implemented, its validation is needed; this consists of making sure that the
following elements together are capable of ensuring control of the significant
hazards relevant to the food business
Validation could include a review
of scientific literature, using mathematical models, conducting validation
studies, and/or using guidance developed by authoritative sources (Guidelines
for the Validation of Food Safety Control Measures (CXG 69-2008).
3.11
Validation of the HACCP Plan and Verification Procedures (Step 11/ Principle 6)
3.11.2
Verification Procedures
After the HACCP system has been
implemented, procedures should be established to confirm that the HACCP system
is working effectively.
Verification,
which includes observations, auditing (internal and external), calibration,
sampling and testing, and records review, can be used to determine if the HACCP
system is working correctly and as planned. Examples of verification activities
include:
•reviewing monitoring records to
confirm that CCPs are kept under control;
•reviewing corrective action
records, including specific deviations, product disposition and any analysis to
determine the root cause of the deviation;
•calibrating or checking the
accuracy of instruments used for monitoring and/or verification;
•observing that control measures
are being conducted in accordance with the HACCP plan;
•sampling and testing, e.g. for
microorganisms11 (pathogens or their indicators), chemical hazards such as
mycotoxins, or physical hazards such as metal fragments, to verify product
safety;
•sampling and testing the
environment for microbial contaminants and their indicators, such as Listeria;
and
•reviewing
the HACCP system, including the hazard analysis and the HACCP plan (e.g. internal
and/or third-party audits).
Verification should be carried
out by someone other than the person who is responsible for performing the
monitoring and corrective actions.
3.12
Establish Documentation and Record Keeping (Step 12/ Principle 7)
HACCP
procedures should be documented. Documentation and record keeping should be
appropriate to the nature and size of the operation and sufficient to assist
the business to verify that the HACCP controls are in place and being
maintained.
Examples
of documentation include:
•HACCP
team composition;
•hazard
analysis and the scientific support for the hazards included or excluded from
the plan;
•CCP
determination;
•critical
limit determination and the scientific support for the limits set;
•validation
of control measures; and
•modifications
made to the HACCP plan.
Examples
of records include:
•CCP monitoring activities;
•deviations and associated
corrective actions; and
•verification
procedures performed
3.13
Training
Training of personnel in food
businesses, government and academia in HACCP principles and applications is an
essential element for the effective implementation of HACCP
Re-training
may be needed as part of corrective actions for some deviations.
Diagram
1 – Logic Sequence for Application of HACCP
Nita Natya
Sumber dari pelatihan yang telah
saya lakukan dengan pemateri Bapak Gilang Anugrah.
Comments
Post a Comment